Bukannya Tambah Penghasilan, Kenaikan Tarif Ojol Bisa Bikin Driver Boncos

By Harits Suryo, Rabu, 17 Agustus 2022 | 19:00 WIB

Rencana kenaikan tarif ojek online (ojol) bisa memunculkan dampak baru, salah satunya kemacetan di jalan raya.

Gridmotor.id - Bukannya bisa tambah penghasilan karena kenaikan tarif ojol, driver bisa jadi boncos karena sepi orderan.

Pemerintah berencana menaikkan tarif ojek online (ojol) mulai 29 Agustus, mundur dari rencana semula yakni pada Minggu (14/8/2022).

Keputusan kenaikan tarif ojol ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan (KM) Nomor KP 564 Tahun 2022 Tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi.

Adapun berdasarkan aturan tersebut, Kemenhub melakukan evaluasi terhadap biaya jasa minimal dengan kenaikan di kisaran 30 persen atau sekitar Rp 2.000 sampai dengan Rp 5.000.

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda memperkirakan kenaikan tarif ojol akan membuat inflasi lebih tinggi lagi.

Kenaikan tarif ojol juga akan mendorong masyarakat pengguna ojol pindah ke moda transportasi lain atau bahkan kendaraan pribadi.

Pindahnya masyarakat yang rutin menggunakan ojol untuk transportasi setiap harinya pasti akan menyebabkan driver susah untuk mendapat orderan.

Dan kenaikan tarif ojol membuat masyarakat memilih menggunakan transportasi umum yang lebih murah.

Atau jika ingin cepat sampai tujuan pasti mereka menggunakan kendaraan pribadi.

Baca Juga: Pagi Buta Seorang Ibu Dibuat Syok Anaknya, Masih Pelajar Bikin Ulah Naik Motor

Hal ini bisa membuat jalan semakin padat karena banyaknya kendaraan pribadi.

Dari sisi lain, Huda menyebut, para pelaku UMKM mitra layanan pesan antar makanan juga akan terdampak karena permintaan akan berkurang.

Para konsumen belum tentu berkenan untuk naik kendaraan pribadi ke tempat makan jika jaraknya jauh.

Konsumen akan mempertimbangkan untuk membeli makanan dan minuman yang lebih dekat secara jarak.

Selain itu, para konsumen juga enggan mengantre yang tentu akan menurunkan permintaan dari produk pelaku UMKM mitra layanan pesan antar makanan.

"Jadi saya rasa pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan kenaikan tarif ojol ini dan melihat sebesar-besar elastisitas dari produk atau layanan. Jangan juga kebijakan ini menimbulkan perang harga antar platform yang akan membuat industri tidak sehat," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sederet Dampak Kenaikan Tarif Ojol: Inflasi Tinggi hingga Tambah Macet "