Bikers Siap-siap Tinggalin Dollar, Pemerintah Berencana Ubah Nomimal Uang Rp 1.000 Jadi Rp 1

By Ahmad Ridho, Kamis, 9 Juli 2020 | 07:39 WIB

Bikers harus siap, Indonesia berencana ubah nominal uang Rp 1.000 jadi Rp 1, apa manfaatnya?

GridMotor.id - Bikers harus siap, Indonesia berencana ubah nominal uang Rp 1.000 jadi Rp 1, apa manfaatnya?

Belakangan ini ramai wacana akan berubahnya nominal uang Rupiah.

Perubahan mata uang atau Redenominasi ini bahkan sudah siap direalisasikan.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana melakukan perubahan nilai rupiah atau redenominasi melalui Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Harga Rupiah (RUU Redenominasi).

Baca Juga: Bikers Waspadalah, Mulai Sekarang Stop Konsumsi Nasi Dingin dan Makan Mie Instan Campur Nasi, Ternyata Dampaknya Mengerikan

Baca Juga: Viral Curhatan Pemotor Yamaha All New NMAX Dimintai Uang Parkir, Padahal Tidak Turun dari Motor

Rencana tersebut tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Kemenkeu 2020-2024 yang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 77/2020.

Dituliskan dalam PM tersebut urgensi redenominasi adalah menimbulkan efisiensi perekonomian berupa percepatan waktu transaksi, berkurangnya risiko human error, dan efisiensi pencantuman harga barang/jasa karena sederhananya jumlah digit rupiah.

"Menyederhanakan sistem transaksi, akuntansi dan pelaporan APBN karena tidak banyaknya jumlah digit rupiah," tulis Kemenkeu dalam PMK tersebut (7/7/2020).

RUU tersebut ditargetkan rampung pada 2021 hingga 2024.

Baca Juga: Bikin Bangga, Viral Seorang Driver Ojek Online Kembalikan Uang Customer Lewat Surat, Begini Ceritanya

Sementara itu, pada Matriks Kerangka Regulasi Kemenkeu 2020-2024 yang terlampir pada Renstra, unit yang bertanggung jawab dalam menyusun RUU Redenominasi ini adalah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan dibantu Sekretariat Jenderal dan Badan Kebijakan Fiskal selaku unit terkait.

Lantas, apa itu redenominasi? bagaimana dampaknya ketika sudah diterapkan?

Pengertian redenominasi

Mengutip tulisan Paul Sutaryono Pengamat Perbankan dan Mantan Assistant Vice President BNI yang dimuat Harian Kompas, 4 Agustus 2017, redenominasi merupakan pemotongan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya.

Baca Juga: Gawat! Nenek 74 Tahun Bawa Kabur Uang Setara 7 Yamaha NMAX, Iming-iming Korban Lolos Tes CPNS

"Ambil contoh, uang pecahan (denominasi) Rp 1.000 dipotong menjadi Rp 1."

"Jika menggunakan uang lama sebelum redenominasi harga bawang merah Rp 30.000 per kilogram, jika menggunakan uang baru setelah redenominasi harga menjadi Rp 30," tulis Paul.

Rencana redenominasi sendiri bukanlah wacana baru.

Pada 2010, Bank Indonesia (BI) sudah merencanakan lima tahapan pelaksanaan redenominasi rupiah.

Baca Juga: Kenapa Nih? Video Artis Baim Wong Usir Driver Ojol Lagi Istirahat Sampai Mau Nangis, Endingnya Malah Dikasih Ini

Pada tahap pertama (2010), BI melakukan studi banding tentang redenominasi di beberapa negara.

Tahap kedua (2011-2012) merupakan masa sosialisasi.

Tahap ketiga (2013-2015) merupakan masa transisi ketika ada dua kuotasi penyebutan nominal uang.

Tahap keempat (2016-2018), BI akan memastikan uang lama yang belum dipotong jumlah nolnya akan benar-benar habis dengan batas penarikan pada 2018.

Baca Juga: Waspadalah Bikers, Video Maling Sepeda Mulai Beraksi, Sepeda Lipat Setara Uang Muka Motor Langsung Lenyap Dikegelapan Malam

Tahap kelima sebagai tahap terakhir (2019-2020), keterangan ”baru” dalam uang cetakan baru akan dihilangkan.

Masyarakat siap melakukan pembayaran dengan uang yang telah diredenominasi.

Meski demikian, redenominasi masih belum berlaku hingga sekarang dan masyarakat masih melakukan transaksi dengan menggunakan denominasi yang biasa.

Praktik redenominasi berbeda dengan sanering atau pemotongan nilai suatu mata uang menjadi lebih kecil dan tidak ada jaminan bahwa nilai tukarnya akan berubah.

Baca Juga: Viral Uang Koin Kelapa Sawit Laku Dijual Rp 100 Juta Bikers Langsung Berburu, Bank Indonesia Malah Komentar Begini

Indonesia pernah melakukan sanering pada 1962 dan 1965 ketika tingkat inflasi sangat tinggi, masing-masing mencapai 131 persen dan 650 persen.

"Contoh sanering, uang pecahan Rp 1.000 dipotong menjadi Rp 1."

"Ketika harga bawang merah dengan uang lama harganya Rp 30.000 per kilogram, harganya tetap tak berubah menjadi Rp 30.000 dengan uang baru," tulis Paul.

Manfaat Redenominasi

Redenominasi memiliki beberapa manfaat.

Baca Juga: Ajaib! Cuma Masukkan Uang Koin ke Dalam Kulkas Bisa Menghemat Listrik di Rumah, Bikers Geleng-geleng Kepala Kebingungan

Pertama, redenominasi akan mendorong mata uang rupiah lebih efisien dengan memotong beberapa nol.

Tegasnya, redenominasi akan menyederhanakan dan mempercepat penulisan angka pada society worldwide interchange financial telecommunication (SWIFT).

Dalam industri perbankan internasional dikenal alat komunikasi SWIFT untuk keperluan finansial dan non finansial tercepat saat ini.

Selama ini, SWIFT hanya menyediakan maksimal 14 digit (angka) dalam berita yang akan dikirim melalui SWIFT.

Baca Juga: Uang Koin Kelapa Sawit Laku Dijual Rp 100 Juta Bikin Geger, Bikers Harus Tahu Sejarah dan Bahan Baku Pembuatannya

Di sinilah satu negara yang memiliki pecahan uang dengan banyak nol akan mengalami kesulitan untuk menyebutkan angka di atas 99 triliun.

Untuk itu, redenominasi akan memberikan manfaat besar bagi transaksi keuangan, baik melalui SWIFT maupun alat komunikasi konvensional lain, seperti teleks dan faksimile yang dilengkapi sandi tertentu sebagai pengaman.

Maka, sektor jasa keuangan, baik bank maupun nonbank, pasti menyambut hangat redenominasi itu.

Kedua, redenominasi akan meningkatkan rasa percaya diri terhadap rupiah.

Baca Juga: Uang Dilempar Ketika Bayar, Cewek Ini Merasa Sombong Melihat Mantan Jadi Tukang Tambal Ban Namun Jadi Malu Ternyata Dia Kaya

Saat ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mencapai Rp 13.300.

Ketika Rp 1.000 dipotong menjadi Rp 1, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hanya Rp 13,30.

Dengan demikian, kelak kita akan merasa lebih bangga dengan mengantongi rupiah.

Dengan bahasa lebih jernih, setelah redenominasi, maka rupiah akan naik peringkat dalam nilai tukar terhadap dollar AS.

Baca Juga: Jangan Bayar Parkir Motor Pakai Uang Koin Seribu Rupiah yang Bergambar Kelapa Sawit Ya Bro, Nanti Nyesel Lho, Ini Lagi Viral 

Kenaikan tersebut akan mendorong orang Indonesia lebih suka memegang rupiah daripada mata uang asing, katakanlah dollar AS, di dalam negeri.

Ketiga, pemangkasan beberapa nol dalam mata uang rupiah itu akan mengerek kredibilitas rupiah di pasar keuangan nasional.

Ketika pasar modal lebih bergairah karena kestabilan nilai tukar rupiah, maka pasar modal akan lebih dipilih untuk menjadi wadah bagi perusahaan besar (korporasi), untuk mencari dana dengan menerbitkan surat utang atau obligasi (bond).

Keempat, sejatinya, redenominasi juga merupakan sinyal, bahwa roda ekonomi selama ini telah berjalan pada rel yang benar.

Dengan bahasa lebih lugas, redenominasi dapat menjadi instrumen bagi pemerintah dalam mendorong tingkat kepercayaan, baik kepada masyarakatnya sendiri maupun kepada pasar regional, internasional, dan global.

 

https://intisari.grid.id/read/032233270/indonesia-ingin-ubah-rp-1000-jadi-rp-1-ini-manfaat-dan-tantangannya