Disebut Punya Jasa Debt Collector John Key Diduga Terlibat Penembakan dan Pembacokan di Green Lake City dan Cengkareng

By Aong, Senin, 22 Juni 2020 | 10:37 WIB

John Kei ohn ketika menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (27/12/2012) lalu diduga terlibat pembunuhan berencana dalam kasus tewasnya bos Sanex Steel, Tan Harry Tantono alias Ayung

Gridmoto.id - Kemarin (21/6/20 diramaikan penembakan dan pembacokan di kawasan Green Lake City Tangerang dan Cengkareang Jakarta Barat.

Videonya beredar di media sosial dan diduga melibatkan nama John Kei atau GodFather of Jakarta.

Markas John Kei di perumahan Tytyan Indah Utama, Kota Bekasi digrebek Polda Metro Jaya pada Minggu (21/6/2020) malam sekitar pukul 22.00 WIB.

Diberitakan polisi mengamankan 25 orang yang dibenarkan Kombes Polisi Tubagus Ade Hidayat, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Baca Juga: Macam Cowboy Tembakan dan Bacokan Bikin Geger Media Sosial, Satu Korban Tewas Dua Luka di Green Lake City Tangerang Para Pelaku Ditangkap Polisi 2 Motor dan Mobil Disita

Baca Juga: Brutal Kantor Leasing Diserbu Massa Gerbang Dijebol Gara-gara Debt Collector Tarik Paksa Kendaraan Kredit di Masa Pandemi Corona

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, menjelaskan John Kei ikut diamankan.

Pasti penasaran siapa John Kei?

John Kei atau pria yang memiliki julukan GodFather of Jakarta ini adalah mantan terpidana pembunuhan bos Sanex Steel.

John Kei baru saja bebas bersyarat akhir 2019 lalu, tepatnya Kamis (26/12/2019).

Pria yang berusia 52 tahun itu menjalani masa hukuman penjara 7 tahun dan 10 bulan.

Baca Juga: Brutal! Gara-gara Hutang Rp 100 Ribu Dua Jari Debt Collector Putus Dibacok, Pelaku Bokek Akibat Wabah Corona

Sebelumnya, ia divonis hukuman selama 16 tahun.

 

John Key disebut memiliki jasa debt collector

John Refra Kei lahir pada 10 September 1969.

Saat usia 18 tahun, John Kei merantau ke Surabaya.

Selama di Surabaya, John Kei menggelandang dan ditolong untuk membantu Hamba Allah di sebuah gereja.

Baca Juga: Begal Bersimbah Darah Perut Ditembak Polisi Dari Jarak Dekat Sambil Kejar-kejaran di Atas Motor Akhirnya Ambruk Videonya Viral

Hingga dirinya memutuskan untuk pindah menuju ibu kota, tepatnya di kawasan Berlan, Jakarta Pusat.

Sejak saat itu, John Kei justru dipertuankan dan dipercaya oleh banyak orang.

Dilansir Kompas.com, John Kei kemudian menjadi Ketua Angkatan Muda Kei sejak 1998.

Beberapa sumber menyebut organisasi itu dibentuk setelah kerusuhan di Tual, Pulau Kei pada awal 2000.

Baca Juga: Kesal Ditegur Pemuda Ini Langsung Geber-geber Motornya, Oknum Brimob Balas dengan Tembakan Pistol

Berawal dari seorang diri, John Kei akhirnya punya belasan ribu pengikut setia.

John Kei disebut-sebut memiliki bisnis jasa pengamanan, jasa penagihan (debt collector), jasa konsultan hukum, dan pemilik sasana tinju Putra Kei.

Namun, kehidupan John Kei tidak bisa lepas dari catatan kriminal.

Bahkan John Kei sempat disandingkan dengan mafia di Italia dan diberikan gelar 'Godfather of Jakarta' karena bisnisnya seperti mafia.

Baca Juga: Brutal! Satpam Terkapar Bersimbah Darah Dibacok Pemotor Misterius, Gara-gara Ditegur Gak Pakai Masker

Mengutip Kompas.com, pada 12 Oktober 2004, nama John Kei kembali dikaitkan dengan Basri Sangaji.

Basri tewas ditembak di bagian dada saat berada di dalam kamar 301 Hotel Kebayoran Inn, Jakarta Selatan.

Di dalam kasus ini, John Kei lolos dari jeratan hukum karena tidak terbukti terlibat.

Pada 11 Agutus 2008, John bersama adiknya, Tito Refra, benar-benar harus hidup di balik bui di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya karena menganiaya dua pemuda.

Baca Juga: Jatinangor Berdarah! Seorang Juru Parkir Bacok Tiga Pelajar, Satu Korban Tutup Usia

Pada 4 April 2010, massa Kei bentrok di klub Blowfish dengan massa Thalib Makarim dari Ende, Flores.

Dua anak buah John Kei tewas.

Perseteruan antara massa dari Flores dengan loyalis John juga kembali terjadi saat persidangan kasus Blowfish digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 29 September 2010.

Terakhir, John Kei berurusan dengan aparat pada kasus pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung.

Baca Juga: Berulah Lagi, Tanpa Sebab Geng Motor Tasikmalaya Bacok Pengendara Lain Sampai Kritis

Ayung yang menjadi korban John Kei sempat menjadi sorotan saat dirinya muncul dalam kasus Hambalang dengan terdakwa mantan ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

Nyawa Ayung dihabisi di sebuah kamar hotel 2701 di kamar Swiss-Belhotel, Sawah Besar pada Selasa, 27 Januari 2012.

Ia ditemukan tewas dalam keadaan luka parah di bagian leher dan puluhan luka tusukan pada sekujur tubuhnya.

MA pun menjatuhi hukuman John Kei terkait kasus pembunuhan Ayung menjadi 16 tahun.

Baca Juga: Serpong Mencekam, 3 Pengendara Motor Jadi Korban Sekelompok Begal, 1 Tewas Dibacok Dadanya

Vonis itu lebih lama dua tahun dari tuntutan jaksa.

Ridwan enggan menjelaskan alasan majelis memperberat vonis bagi John Kei.

Meski dikenal tak ada ampun, John Kei sempat akui telah bertobat.

Perubahan ini terjadi setelah ia mendekam selama lima tahun di penjara Nusakambangan, Cilacap.

Baca Juga: Bawa-bawa Golok, Bapak-bapak Ngamuk Mau Bacok Anaknya, Yamaha Mio Malah Jadi Sasaran

John Kei kini telah mengubah tujuan hidupnya untuk menjadi pribadi yang berbeda saat keluar dari penjara.

John Kei pernah berbagi kisah dengan Andy melalui saluran YouTube Kick Andy Show pada Jumat (12/4/2019).

Pada kesempatan tersebut, John Kei menceritakan bagaimana dirinya bisa berubah dari pembunuh bengis menjadi sosok yang membawa perubahan satu penjara.

John Kei mengakui sejak usia 22 tahun dirinya sudah mulai membunuh orang.

Baca Juga: Ngeri Banget, Maling Naik Honda BeAT Bacok Satpam Komplek, Gak Kerasa Tiga Jari Udah Putus

Bahkan sang Godfather of Jakarta ini menegaskan tidak ada penyesalan setelah menghilangkan nyawa orang lain.

Menurut John Kei, dirinya yang saat itu justru merasa lebih hebat jika sudah berhasil membunuh orang.

Namun, John Kei menjelaskan jika dirinya tidak akan melukai orang lain jika orang tersebut tidak melukai dirinya.

Saat Andy bertanya pada John Kei soal alasan sang pembunuh sadis ini berubah, ia pun menceritakannya.

Baca Juga: Ngeri Banget, Maling Naik Honda BeAT Bacok Satpam Komplek, Gak Kerasa Tiga Jari Udah Putus

Bermula saat John Kei ditempatkan di penjara khusus.

John Kei ditempatkan di dalam satu kamar dengan kamera yang mengintai sepanjang waktu.

Selain semua aktivitasnya terpantau oleh kamera, ia juga dilarang berinteraksi dengan napi lainnya.

Ia juga dibatasi untuk keluar dari sel selama satu jam saja dalam waktu satu hari.

Baca Juga: Korban Terkapar Bersimbah Darah, Kasus Pembacokan Brutal Terjadi di Bandung, Polisi Sampai Lepaskan Tembakan

Kunjungan keluarga pun dibatasi di lapas Nusakambangan.

Hal itu harus dialami oleh John Kei selama masa tiga bulan.

Selama itu, awalnya John Kei memberontak dan ingin keluarkan.

"Aku dengar bisikan, kamu ngapain teriak-teriak sampai tuli tidak ada gunanya. Bener saya denger sendiri," cerita John Kei pada Andy.

Baca Juga: Sadis, Dua Bocah Geng Motor Yang Masih SMP Tendang dan Bacok Pemotor di Jalan, Ternyata Alasannya Bikin Kesel Bro!

John Kei pun merenung dan ingin mati masuk surga tidak neraka, hal ini membuat dirinya semakin rajin membaca alkitab.

Ia menegaskan semua terserah pada semua orang menilai perubahan dirinya.

"Orang mau ngomong apa itu urusan mereka tapi saya punya keyakinan dan saya yakin sampai mati saya melayani Tuhan," tegas John Kei.

John Kei sudah mempersiapkan jika keluar tidak akan tergoda.

Baca Juga: Koplak, Debt Collector Gahar Ngaku Anggota Polisi Ancam Tembak Korbannya, Mendadak Ciut Digrebek Polisi Beneran

"Kitab Injil Matius ayat 33 itu meyakinkan saya, kalau saya melayani Tuhan, Tuhan nggak mungkin lupa saya, Tuhan akan memberikan lebih dari yang aku butuhkan. Waktu yang akan membuktikan," jelas John Kei.


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Siapa John Kei? GodFather of Jakarta yang Diduga Dalang di Balik Penyerangan di Green Lake City