Curhatan Driver Ojol yang Mengaku Pandemi Virus Corona Adalah Masa Paling Sulit, Cuma Kantongi Rp 17 Ribu Sehari

By Fadhliansyah, Jumat, 1 Mei 2020 | 08:21 WIB

Ilustrasi driver ojol. Cerita Driver Ojol yang Mengaku Pandemi Virus Corona Adalah Masa Tersulit Baginya

Gridmotor.id - Seorang driver ojol (ojek online) mengaku saat-saat pandemi virus Covid-19 alias Corona ini adalah masa tersulit dalam pekerjaannya.

Pria bernama Didi Maryadi itu sudah emapt tahun bekerja sebagai driver ojol.

Didi Maryadi juga selalu mengelilingi Kota Depok untuk mencari penumpang.

Tapi selama diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hampir tak ada penumpang yang diboncengnya.

Baca Juga: Gak Punya Hati! Masih Saja Tega Nipu Saat Pandemi, Seorang Driver Ojol Kena Orderan Fiktif Makanan Hampir Rp 1 Juta

Baca Juga: Biadab! Nyamar Jadi Driver Ojol, Jambret Bermotor Beraksi Lalu Tinggalkan Korbannya Tewas Tergeletak

Orderan yang ada hanya sebatas mengantar barang atau makanan saja.

“Alhamdulillah tadi habis bapak telepon saya, saya langung dapat oder pertama. Rp 17.000 lumayan. Dari rumah saya ke daerah ITC Depok,” ucap pria berumur 42 tahun itu kepada Kompas.com melalui sambungan telefon, Kamis (30/4/2020).

Nadanya begitu tinggi ketika mengucapkan hal tersebut.

Berbicaranya pun mendadak cepat, tanda dia bersemangat karena rezeki pertamanya di hari ini.

Baca Juga: Enggak Tega Lihat Pria Tua Menarik Gerobak Sampah Penuh Muatan di Jalan Menanjak, Driver Ojol Ini Langsung Bantu Dorong

Selama dua minggu terakhir, Didi sudah cukup dibuat pusing dengan pandemi Covid-19.

Penumpang yang tadinya bisa dia angkut 5 sampai 7 orang sehari kini sirna.

Dia harus menunggu berjam-jam di pinggir jalan menanti penumpang.

Dalam sunyi di bibir jalan, banyak hal yang sedang dipikirkan. Apalagi kalau bukan makan anak dan istri di rumah.

Baca Juga: Fakta Driver Ojol Mendadak Kejang dan Tewas saat Order Makanan di Tanjung Duren, Saksi: Kepala Korban Sempat Membentur Lantai

Ada lima orang di rumah Didi yang urusan perutnya jadi tanggung jawab Didi.

Sang istri di rumah sudah pasti menanti lembaran rupiah dari kantong jaket Didi.
Putra pertamanya yang juga sebagai ojek online pun memutuskan tidak narik karena kondisi pandemi.

Putra kedua Dedi pun tidak bekerja lagi semenjak perusahaanya meliburkan pegawai, putri ketiga yang duduk di bangku SMA dan putra bungsunya yang masih di Sekolah Dasar pun tidak bisa berbuat banyak.

Dengan kondisi itu, maka Didi lah satu-satunya tulang punggung keluarga Selama tidak mendapatkan pelanggan, Didi hanya jadi pesuruh orang untuk mengantarkan barang-barang. Bayarannya pun tidak banyak.

Baca Juga: Tanjung Duren Mencekam, Video Seorang Driver Ojol Mendadak Tergeletak Tidak Bernyawa Saat Order Makanan

“Kadang-kadang suka ada orang minta tolong kirimi barang. Paling dapat Rp 30.000 sampai Rp 40.000. Tapi enggak setiap hari, paling dua hari sekali,” tutur dia.

Selain membuat dapur “ngebul”, Didi juga harus dipusingkan dengan bayar kontrakan.

Pembayaran yang jatuh tempo pada tangga 2 Mei mendatang pun mau tak mau harus dihadapi dengan kantong kosong.

Belum lagi soal cicilan motor yang masih tersisa 17 bulan untuk dilunaskan.

Baca Juga: Kasian Banget, Pasangan Driver Ojol Ini Terpaksa Bermalam di Bascamp Bersama Bayinya, Penyebabnya Bikin Air Mata Menetes

Dia mengaku tidak mendapatkan keringanan biaya mencicil.

Pihak leasing hanya memberikan kelonggaran waktu untuk membayar cicilan.

“Kalau begitu sama saja bohong,” celetuk Didi.

Pikir Didi, jangankan 17 bulan cicilan motor, malam ini saja belum tentu keluarganya bisa makan.

Baca Juga: DPR Geger, Artis Mulan Jameela Semprot Kebijakan Ahok yang Berikan Diskon BBM 50% Untuk Para Driver Ojek Online

Namun, Didi hanya bisa berserah kepada Yang Maha Kuasa.

Bantuan pemerintah bagaikan mimpi Di masa-masa sulitnya kini, Didi pernah berkomentar di salah satu kolom komentar berita Kompas.com.

Berita yang dikomentari Didi terkait dengan penurunan jumlah kasus Covid-19 di Jakarta.

Dia berharap berita itu benar-benar menjadi nyata, wabah Covid-19 segera berakhir.

Baca Juga: Driver Ojol Bisa Bernapas Lega, Ada Keringanan Kredit Motor Dari Gojek, Begini Caranya

"Semoga benar ini kasian istri saya sudah tidak ada uang lagi untuk menyambung hidup di bulan ramadhan ini tabungan kami sudah habis sementara saya yg sebagai ojol sudah 2 minggu tidak dapet order bantuan pemerintah pun hanya mimpi bagi kami," tulisnya ketika itu.

Didi memang tak dapat bantuan apapun, dari siapapun.

Saat ditanya apakah bantuan pemerintah namanya terdata, Didi terdengar tak bersemangat.

“Enggak, saya belum dapat sama sekali. Sama RT-nya juga enggak ada. KTP saya kan masih alamat orang tua, sementara saya di sini ngontrak. Jadi saya sama RT sini mungkin enggak masuk hitungan atau bagaimana saya enggak tahu,” ucapnya.

Baca Juga: Diduga Gara-gara Jatah Setoran, Driver Ojol Pingsan Dihajar Kawanan Preman, Korban Sempat Jatuh dan Diinjak-injak

Pria yang tinggal di Kampung Bojong, RT07 RW 20, Depok Timur ini mengatakan hanya 20 warga yang tercatat pihak RT untuk mendapatkan bantuan pemerintah.

Ketika tahu tidak masuk dalam 20 keluarga yang dapat bantuan, dia pun tidak berbuat banyak.

Bertanya kepada pihak RT enggan dilakukan karena tahu hasilnya akan percuma.

“Belum sempat tuh (bertanya). Saya pikir buat apalah Memang enggak dapat,” ucap dia.

Baca Juga: Kasihan Banget, Driver Ojol Jual Yamaha NMAX di Facebook Malah Ditipu Pakai Modus Lama, Motor Langsung Raib

Tidak heran dia lebih suka peras keringat sendiri daripada menanti bantuan yang tak pasti.

Hingga saat ini, banting tulang di aspal jalanan menjadi pilihan satu-satunya yang bisa Didi lakukan.

Berharap uang hasil mengantar barang atau penumpang bisa menjadi penyelamat dalam kondisi serba sulit seperti sekarang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Didi Maryadi Mengais Rezeki di Tengah Pandemi, Hanya Dapat Rp 17.000 Sehari"