Selama dua minggu terakhir, Didi sudah cukup dibuat pusing dengan pandemi Covid-19.
Penumpang yang tadinya bisa dia angkut 5 sampai 7 orang sehari kini sirna.
Dia harus menunggu berjam-jam di pinggir jalan menanti penumpang.
Dalam sunyi di bibir jalan, banyak hal yang sedang dipikirkan. Apalagi kalau bukan makan anak dan istri di rumah.
Ada lima orang di rumah Didi yang urusan perutnya jadi tanggung jawab Didi.
Sang istri di rumah sudah pasti menanti lembaran rupiah dari kantong jaket Didi.
Putra pertamanya yang juga sebagai ojek online pun memutuskan tidak narik karena kondisi pandemi.
Putra kedua Dedi pun tidak bekerja lagi semenjak perusahaanya meliburkan pegawai, putri ketiga yang duduk di bangku SMA dan putra bungsunya yang masih di Sekolah Dasar pun tidak bisa berbuat banyak.
Dengan kondisi itu, maka Didi lah satu-satunya tulang punggung keluarga Selama tidak mendapatkan pelanggan, Didi hanya jadi pesuruh orang untuk mengantarkan barang-barang. Bayarannya pun tidak banyak.