Ia mengatakan jika pemerintah bertujuan menaikkan tarif ojek online untuk menambah pendapatan para mitra pengemudi, maka langkah tersebut keliru.
Sebab justru perusahaan penyedia aplikasi ojek online yang mendapatkan keuntungan paling besar.
Itu artinya driver ojol bisa jadi tumbal bagi perusahaan penyedia ojol.
"Karena pemilik platform prinsip pemotongannya persentase. Semakin tinggi angka, semakin nggak dapat besar persentasenya," tutur Azas kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Azas menjelaskan hanya ada satu cara untuk menaikkan penghasilan driver ojol.
Baca Juga: Kemenhub Resmi Naikan Tarif Ojol, Ini Tarif Ojol Agustus 2022
Cara tersebut yakni memangkas presentase biaya jasa yang diberlakukan oleh pemilik platform.
Namun, menurut dia langkah ini sulit karena ojek online milik perusahaan privat atau swasta, sehingga aturan tetap di tangan perusahaan.
Source | : | Berbagai sumber |
Penulis | : | Albi Arangga |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR