Gridmotor.id - Hal cukup ironis terjadi pada para pemotor di Indonesia yang kejujurannya masih rendah.
Sebagai salah satu faktanya tengah dialami oleh Sukaminto (62), alias Mbah Minto.
Ia diketahui membuka kios bensin eceran di daerah Kota Semarang.
Ada yang unik dibalik kios bensin eceran yang yang dipunya oleh Mbah Minto.
Dalam kiosnya itu terdapat spanduk yang bertuliskan "Kios Pertalite/Premium Kejujuran".
Ternyata Mbah Minto sudah beberapa tahun menjual bensin tanpa dijaga.
"Jadi untuk yang bayar bisa langsung taruh di boks warna putih itu," jelas Mbah Manto dikutip Kompas.com, Sabtu (26/3/2022).
Alasan Mbah Manto membuat Kios Kejujuran karena kasihan melihat banyak pengendara yang kehabisan BBM di Jalan Silayur.
Baca Juga: Keren Nih! Ada Bensin dari Minyak Sawit, Uji Coba Langsung Dilakukan oleh Pemerintah
"Di sini kan menanjak sekali jalannya. sementara pom bensin juga cukup jauh. Jadi saya buatkan Kios Kejujuran ini,"katanya.
Kios Kejujuran yang didirikan oleh Mbah Minto itu tak pernah tutup.
Dalam sehari, 40 liter bensin bisa habis terjual di kios itu.
"Paling banyak itu ketika malam, biasanya kalau malam kan sepi ya di sini. Jadi yang kehabisan bensin banyak yang mampir sini. Tau-tau pagi sudah habis saja," kelakarnya.
Membuat Kios Kejujuran ternyata tak selalu untung lantaran banyak pembeli yang tak membayar setelah mengambil bensin.
"Ya tidak masalah, saya memang ingin membantu. Namun kadang juga misal kemarin tak bayar besoknya bayarnya dobel juga ada. Jadi di boks itu tiba-tiba ada uang Rp 50.000," imbuhnya.
Selain menyediakan BBM, Mbah Minto juga menyediakan air es dan air hangat lengkap dengan kopi.
Minuman itu sengaja disediakan untuk pembeli.
Baca Juga: Detik-detik Mobil Kijang Tancap Gas Belum Bayar Bensin Rp 400 Ribu, Pertamina Angkat Bicara
"Jadi kebanyakan kan pembeli itu pada dorong, karena banyak kehabisan di jalan. Jadi saya sediakan minuman saja untuk melepas dahaga secara gratis," paparnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Mbah Manto Buat Kios Bensin Kejujuran 24 Jam di Semarang, Ternyata Banyak yang Tak Bayar"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Albi Arangga |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR