Baca Juga: Masih Berani Parkir Liar? Dishub Langsung Bertindak, Motor Diangkut
Bapak enam anak ini mengaku harus menafkahi istri dan anak-anaknya.
Setiap hari, ia mendapat uang sekitar Rp 150.000 sebagai pengemudi odong-odong.
Dari pendapatannya itu, ia harus menyetor ke pemilik.
Mahmud juga harus menyisikan sebagian uang untuk dikirim ke istrinya di Bogor.
Baca Juga: Warga Langsung Ciut, Pistol Diacungkan Maling Motor Di Sore Hari
“Saya setoran kadang Rp 80.000, kadang juga Rp 60.000. Ya sisanya buat saya,” ucap Mahmud.
Dimas Pamungkas (27), pengemudi odong-odong lainnya juga mengaku menolak rencana penertiban.
Menurut dia, jika odong-odong tidak ada di kawasan Cempaka Putih, hal itu malah mempersulit warga.
Masalahnya, kawasan Cempaka Putih jarang ada angkutan umum atau ojek.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR