Menunggu Setia Di Parkiran Motor Stadion Kanjuruhan Hingga Menangis Menerima Fakta Sesungguhnya

By Albi Arangga, Selasa, 4 Oktober 2022 | 14:00 WIB

Salah seroang Aremania mencerikatakan kisahnya di Stadion Kanjuruhan Malang dan memaksanya untuk berpisah dengan temannya selama-lamanya.

Gridmotor.id - Salah seorang Aremania menceritakan kisahnya yang rela menunggu temanya di parkiran motor stadion Kanjuruhan hingga menangis menerima fakta sesungguhnya.

Sabtu (2/10/2022) merupakan momen yang sulit untuk dilupakan oleh seorang Aremania yang bernama Andreas.

Anderas bersama kawannya yakni Hendrik Gunawan, pada akhirnya harus berpisah usai menyaksikan tim kesayangannya bertanding di Stadion Kanjuruhan Malang.

Hendrik menjadi salah satu korban tewas akibat tragedi kelam sepak bola di Stadion kanjuruhan Malang.

Andreas mengaku tidak menyangka harus berpisah selama-lamanya dengan kawannya yang hanya berniat untuk menonton pertandingan sepak bola.

Ia mengaku berangkat siang dari Pasuruan menggunakan motor Hendrik hingga Sampai Stadion Kanjuruhan itu sekitar pukul 16:30.

"Saya dan Hendrik duduk di Tribun 11. Sepanjang pertandingan itu memang sudah beberapa keributan kecil di tribun 12 dan 13."

"Setelahnya ya tidak ada tanda - tanda, kalau di akhir pertandingan akan kejadian seperti ini," ujarnya dikutip dari TribunMadura.com, Selasa (4/10/2022).

Pasca pertandingan, melihat banyak suporter turun dari tribun dan merangsak masuk ke lapangan.

Baca Juga: Sejarah Stadion Kanjuruhan, Pernah Jadi Venue Balap Motor hingga Saksi Tragedi Kelam Sepakbola Indonesia

Ternyata yang dilihatnya itu adalah awal dari petaka hingga merenggut nyawa temannya.

"Tapi tiba-tiba, suporter yang turun ke lapangan berlarian mendekat pagar tribun penonton."

"Dari arah lapangan, terlihat tembakan gas air mata bertentangan. Saya dan Hendrik langsung ketakutan dan mempercepat melepas spanduk," jelasnya.

Ia dan Hendrik saat itu langsung bergegas dan berupaya keluar dari stadion untuk pulang.

Saat akan keluar, Hendrik menghentikan langkahnya untuk menolong suporter wanita yang jatuh pingsan dan saat itulah ia terpisah dengan kawannya.

Padahal, di dekat pintu keluar sudah berjubel orang yang menunggu giliran untuk keluar.

"Saya harus lompat pagar untuk bisa keluar cepat," tambah dia.

Andreas pada akhirnya berhasil keluar dari stadion dan menuju ke parkiran motor.

Namun sampai pukul 02:00 WIB, ia tidak melihat sosok kawannya lagi.

Baca Juga: Bermotor Ceria ke Stadion Kanjuruhan, Waktu Pulang Benar-Benar 'Pulang'

Ia pun mecoba mengelilingi sekitaran stadion, hingga ia menemukan informasi untuk mengecek kawannya di rumah sakit.

"Akhirnya saya sama teman dari Purwosari keliling rumah sakit. Dan, ketemu sama Hendrik tapi sudah di kantong jenazah."

"Saya langsung sedih dan panik seketika itu. Saya tidak bisa berkata - kata mas, sahabat saya pergi selamanya," ujarnya.

Andreas mengaku tidak menyangka teman nonton sepak bolanya sudah tiada.

Sepanjang jalan pulang ke rumah, ia tidak henti meneteskan air mata.

"Jujur saya tidak menyangka. Niatnya menolong perempuan itu, justru dia juga ikut akhirnya tidak tertolong," pungkas dia.

Artikel ini telah tayang di TribunMadura.com dengan judul Kisah Aremania Tunggu Sahabat Keluar Stadion Kanjuruhan, Pulang Hanya Bawa Motor, Tinggal Nama