Ojol Tak Lagi Diminati, Warga Jakarta Pilih Bermacet-macetan di Jalan

By Albi Arangga, Jumat, 12 Agustus 2022 | 08:19 WIB

Ilustrasi ojol tak lagi diminati oleh warga Jakarta yang memilih bermacet-macetan di jalan.

Gridmotor.id - Warga Jakarta tampaknya lebih memilih untuk bermacet-macetan di jalan daripada harus menaiki ojol.

Pilihan warga ibu kota DKI Jakarta untuk berpaling dari ojol juga ada sebabnya.

Sebabnya tak lain dan tak bukan karena adanya perubahan tarif ojol yang akan berlaku pada 14 Agustus 2022 mendatang.

Perubahan tarif ojol tersebut diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 564 Tahun 2022 tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi.

Aturan baru itu diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.

Aturan terbaru itu menyesuaikan tarif ojek daring berdasarkan zonasi yang menggantikan aturan sebelumnya yakni Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 348 Tahun 2019.

Adanya perubahan tarif tersebut membuat sebagian warga ibu kota beralih ke kendaraan pribadi.

Wahyu menggunakan ojol sebanyak 4 kali dalam sehari.

Baca Juga: Driver Ojol Bisa Jadi Tumbal Akibat Pemerintah Naikkan Tarif Ojol

Dalam sekali perjalanan saja, ongkos yang harus dikeluarkan Wahyu saat ini mencapai Rp 14.000-18.000.

Belum lagi jika jam sibuk, maka tarif yang dipatok aplikator biasanya naik.

"Sehari itu bisa habis sekitar Rp 60.000-70.000," katanya.

Jika tarif ojol terasa jauh lebih mahal, maka Wahyu lebih memilih untuk beralih menaiki motor menuju kantornya.

"Naik motor sebenarnya capek kena macet. Tapi jelas ongkosnya lebih murah," katanya.

Hal serupa juga Sintia, yang tinggal di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Sejak adanya moda transportasi MRT yang stasiunnya hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari rumahnya, ia selalu mengandalkan transportasi tersebut.

Namun untuk menuju stasiun MRT Fatmawati, ia harus menggunakan ojek online.

"Dari rumah ke stasiun itu tarifnya sekarang sekitar Rp 15.000," katanya.

Dari stasiun Fatmawati, Sintia lalu menumpang MRT dan turun di Istora.

Namun jarak ke kantornya masih sejauh tiga kilometer sehingga ia harus kembali memesan ojek online.

Artinya, sama dengan Wahyu, Sintia juga menggunakan transportasi ojek online hingga 4 kali dalam sehari.

Baca Juga: Tarif Ojol Lebih Mahal, Pemprov Jakarta Sarankan Warganya Pindah ke TransJakarta

Kalau nanti tarif ojek online sudah naik, mungkin bisa lebih murah kalau naik mobil pribadi walaupun harus macet-macetan," kata dia.

Sintia pun kini kembali berencana pergi dan pulang kantor dengan menggunakan mobil pribadinya.

"Naik ojol dan MRT kalau lagi kena ganjil genap saja," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tarif Ojol Naik, Sebagian Warga Ibu Kota Beralih ke Kendaraan Pribadi"