Pemerintah Siap Larang Pernjualan Motor Mesin Bensin, Gimana Nih?

By Albi Arangga, Kamis, 14 Oktober 2021 | 20:05 WIB

Pemerintah bakal melarang atau memberhentikan penjualan motor dengan bahan bakar bensin.

Gridmotor.id - Kabar mengejutkan datang dari Pemerintah untuk para bikers.

Pasalnya ada kabar Pemerintah bakal melarang atau memberhentikan penjualan motor dengan bahan bakar bensin.

Hal tersebut lantaran ada program dari Pemerintah Net Zero Emission.

Net Zero Emssion nanti bakal menggunakan mesin yang memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT).

Salah satunya yakni dengan menggunakan motor listrik.

Penyetopan akan dimulai sekitar dua dekade dari sekarang.

Selain motor, mobil yang masih menggunakan bensin akan dihentikan penjualannya lima tahun berikutnya.

"Transformasi menuju net zero emission menjadi komitmen bersama kita paling lambat 2060," kata Arifin dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM.

Baca Juga: Hore PLN Kasih Diskon Ngecas Daya Motor Listrik dari Malam Sampai Pagi

Dalam mencapai target nol emisi, pemerintah mengendepankan 5 prinsip utama.

Yaitu peningkatan pemanfaatan EBT, pengurangan energi fosil, kendaraan listrik di sektor transportasi, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, dan pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).

"Kami telah menyiapkan peta jalan transisi menuju energi netral mulai tahun 2021 sampai 2060 dengan beberapa startegi kunci," terang Arifin.

Arifin pun menjelaskan beberapa tahapan pemerintah menuju capaian target nol emisi.

Sebagai contoh pada tahun 2021, pemerintah akan mengeluarkan regulasi dalam bentuk Peraturan Presiden terkait EBT dan retirement coal.

"Tidak ada tambahan PLTU baru kecuali yang sudah berkontrak maupun sudah dalam tahap konstruksi," ucapnya.

Di tahun 2022, akan ada Undang-Undang EBT dan penggunaan kompor listrik untuk 2 juta rumah tangga per tahun.

Selanjutnya, dibangunnya interkoneksi, jaringan listrik pintar (smart grid) dan smart meter akan hadir di tahun 2024 dan bauran EBT mencapai 23 persen yang didominasi PLTS di tahun 2025.

Baca Juga: Kawasaki AkanTinggalkan Mesin Bensin dan Fokus Produksi Motor Listrik

Pada tahun 2027, pemerintah akan memberhentikan stop impor LNG dan 42 persen EBT didominasi dari PLTS.

Sementara di 2030, Arifin optimistis jaringan gas bisa menyentuh 10 juta rumah tangga, kendaraan listrik sebanyak 2 juta (mobil) dan 13 juta (motor), penyaluran BBG 300 ribu, pemanfaatan Dymethil Ether dengan penggunaan listrik sebesar 1.548 kWh/kapita.

"Semua PLTU tahap pertama subcritical akan mengalami pensiun dini di tahun 2031," tutur Arifin.

Di tahun 2040, bauran EBT sudah mencapai 71 persen dan tidak ada PLT Diesel yang beroperasi, Lampu LED 70 persen,tidak ada penjualan motor konvensional, dan konsumsi listrik mencapai 2.847 kWh/kapita.

Selanjutnya pada 2045, pemerintah mewacanakan akan ada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama.

"Kita juga mempertimbangkan penggunaan energi nuklir yang direncanakan dimulai tahun 2045 dengan kapasitas 35 GW sampai dengan 2060," tambahnya.

Selanjutnya, bauran EBT diharapkan sudah mencapau 87 persen di 2050 dibarengi dengan tidak melakukan penjualan mobil konvensional dan konsumsi listrik 4.299 kWh/kapita.

Terakhir, pada 2060 bauran EBT telah mencapai 100 persen yang didominasi PLTS dan Hydro.

Baca Juga: Harga BBM Jenis Ini Lagi Naik, Pertamina Beri Penjelasan Begini

Serta dibarengi dengan penyaluran jaringan gas sebanyak 23 juta sambungan rumah tangga, kompor listrik 52 juta rumah tangga, penggunaan kendaraan listrik, dan konsumsi listrik menyentuh angka 5.308 kWh/kapita.