Curhat Kurir Shopee Express Dimarahi Pelanggan dan Bawa Paket Setumpuk

By Ardhana Adwitiya, Selasa, 13 April 2021 | 21:15 WIB

Ilustrasi kurir Shopee bawa barang bertumpuk-tumpuk. Para kurir Shopee di wilayah Bandung Raya melakukan mogok kerja karena upah murah.

 

GridMotor.id - Curhat kurir Shopee Express yang sehari-hari kerja naik motor, dari dimarahi pelanggan sampai bawa paket bertumpuk-tumpuk.

Perusahaan Startup e-commerce, Shopee Indonesia ramai diperbincangkan netizen setelah sebuah utas viral di Twitter.

Diduga kurir Shopee Express mendapat upah yang terlalu rendah, sehingga menyebabkan demo pegawai dan berimbas pada pengiriman paket menjadi lama.

Tagar #ShopeeTindasKurir pun masuk trending topic Twitter Indonesia sepanjang Minggu (11/4/2021) malam.

Baca Juga: Sikat Bro, Buat Bikers yang Udah Gajian Ada Gratis Ongkir, Cashback Kilat 100% dan Serba Rp 60 Ribuan Nih

Baca Juga: Harga Mirip Yamaha NMAX, Cocok Jadi Motor Kurir Paket, Ini Kelebihan Motor Matic Baru Kymco

Tercatat ada lebih dari 5 ribu tweet dengan tagar #ShopeeTindasKurir.

Kurir Shopee Express yang mogok kerja juga diceritakan akun Twitter @arifnovianto_id.

Arif mengatakan, mogok kerja ini telah berlangsung sejak lima hari lalu.

Ia mengatakan, sekitar 1.000 orang kurir ikut dalam mogok kerja ini atau memilih mengundurkan diri.

Baca Juga: Kurir Bawa Paket Kelewat Banyak, Netizen: Itu Satu Gudang Diangkut Semua

Arif menuturkan, Shopee baru-baru ini memotong upah kurir hingga memicu pemogokan ini.

"Mereka protes karena upahnya diturunkan dari 5.000/paket, 3.500/paket, 2.500/paket, & pada awal April menjadi 1.500/paket. Mereka tak dapat upah minimum & jaminan sosial," cuit Arif.

Akibatnya, barang-barang menumpuk di gudang dan tak sampai ke konsumen.

Arif mengatakan, pemogokan ini berjalan sebagai usaha menuntut kerja layak kepada manajemen Shopee.

Baca Juga: Lemas Motor Kurir Digasak Maling di Lombok, Sepaket-paketnya Raib Bro

Ia pun merinci upah murah berdasarkan kebijakan baru Shopee ini. Kebijakan upah murah ini memberatkan kurir yang mesti menyediakan motor dan bensin sendiri.

"Jika upah mereka diturunkan jadi 1.500 setiap paket yang mereka kirim ke konsumen, maka kondisi kerja mereka akan semakin berat. Rata-rata 1 paket diantar ke konsumen itu membutuhkan waktu 10 menit, jadi anggap saja 6 paket/jam. 8 jam= 48 paket= 72.000. Motor & bensin dari driver," beber Arif.

"10 menit per paket itu jikalau letak penerima paket jaraknya berdekatan. Jika agak jauh bisa sampai menghabiskan waktu 30 menit/paket. Belum lagi harus menghubungi penerima yang kadang tidak di rumah atau alamatnya salah. Bisa dibayangkan begitu menguras energinya pekerjaan ini," tambahnya.

Menurut Arif, upah murah ini tak sebanding dengan pekerjaan mereka.

Baca Juga: Apes Banget, Kurir Ini Ketipu Modus Penipuan Saat COD, HP Baru Seharga Rp 4,5 Jutaan Melayang

Bahkan bila Shopee mengadakan promo belanja, kurir bisa mengantarkan hingga 125 paket per hari.

"Jika paketan menumpuk, apalagi saat promo, maka setiap rider bisa harus mengirimkan 125 paket/hari. Sehingga, harus membuatnya kerja lebih dari 14 jam," ungkap Arif.

Arif pun membeberkan, kurir ini bekerja layaknya buruh formal atau karyawan. Padahal, status mereka adalah "mitra".

"Ada sistem kerja shift di Shopee Ekspress & target pengiriman paket. Jadi, walaupun diklaim sebagai 'mitra', cara kerja mereka layaknya pekerja formal atau sebagai karyawan," jelasnya.

Baca Juga: Cegah Pengiriman Lewat Kurir Online, BNN Lakukan Kerjasama dengan Grab dan Gojek Untuk Mengawasi Peredaran Narkoba

Ia pun menuding status mitra ini sebagai cara Shopee menghindar dari kewajiban membayar upah sesuai UMR, pesangon, jaminan kesehatan, upah lembur.

Status ini, kata Arif, juga membuat pekerja rentan tidak mendapat hak libur yang layak dan jam kerja manusiawi 8 jam per hari.

"Prinsip kemitraan itu harus setara, masing-masing pihak memiliki keputusan yang sama kuat. Praktiknya? Semua keputusan jadi domain perusahaan platform, bahkan tidak ada ruang bagi 'mitra' driver/kurir untuk sekadar bersuara, baik keputusan tarif, bonus, hingga algoritma,” ujar Arif mengkritik status mitra para kurir itu.

Arif lalu memberi solusi terkait masalah ini.

Baca Juga: Takut Corona, Orang Ini Bayar Kurir dengan Cara Melempar Uang dari Pagar, Warganet: Punya Duit, Gak Punya Etika

Ia berharap Shopee menerapkan kebijakan kemitraan yang setara dan adil.

Arif pun ingin para kurir ini diangkat menjadi karyawan tetap.

 

Sementara itu, Executive Director Shopee Indonesia Handhika Jahja membantah cuitan Arif. Ia menyebut, tak ada mogok kerja dan operasional Shopee berjalan seperti biasa.

"Tidak ada aksi demonstrasi atau mogok kerja oleh mitra pengemudi SPX. Perlu menjadi catatan bahwa para mitra pengemudi SPX memiliki kebebasan untuk memilih hari operasional kerja mereka,” ujar Handika, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Kronologis Gerombolan Pemotor Nekat Terobos dan Lindas Kuburan, Teriakan Penjaga Makam Gak Digubris

Handika menyebut, pihaknya menetapkan hitungan upah sesuai harga pasaran. Ia pun mengaku Shopee telah menaati seluruh peraturan.

"Insentif untuk mitra pengemudi SPX sangatlah kompetitif di industri jasa logistik,” ujarnya.

"Kami pastikan bahwa skema insentif Shopee selalu mengikuti peraturan yang berlaku di daerah terkait, serta mengikuti tingkat harga di pasar guna mengupayakan titik temu terbaik antara permintaan pengguna dan ketersediaan mitra SPX," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.tv dengan judul "Mogok Kerja karena Upah Murah, Curhat Kurir Shopee Bawa Bertumpuk Paket, dan Dimarahi Pelanggan"