Solo Mencekam Titik-titik Masuk Kota Disekat 790 Personel Gabungan TNI Polri Brimob dan Kopassus, Pemotor Berbaju Hitam Diburu

By Aong, Kamis, 24 September 2020 | 13:15 WIB

Gerombolan massa yang berkumpul di Plaza Manahan, Kota Solo, Selasa (15/9/2020) malam dihalau Polisi.

Baca Juga: Seperti Disambar Petir, Ikan Arwana Kesayangan Bayu yang Harganya Bisa untuk DP Motor Malah Digoreng Bapaknya

LATAR BELAKANG

Informasi TribunSolo.com, massa yang datang di Manahan berkaitan dengan insiden pembacokan yang menimpa pesilat PSHT di Kartasura.

Personel gabungan Polresta Solo, Kodim 0735/Surakarta, Brimob Yon C/Surakarta, Dit Shabara Polda Jateng dibackup Polres Sekitar Solo Raya melakukan penyekatan di titik masuk Kota Solo, Selasa (25/8/2020).

Kabar insiden penganiayaan terhadap pesilat PSHT di Kartasura, beredar di media sosial sejak Selasa (15/9/2020).

Disebutkan, pesilat PSHT dibacok oleh sekelompok orang tak dikenal, Selasa (15/9/2020) dini hari.

Sekretaris PSHT Jawa Tengah, Danar Sutopo, membenarkan kejadian tersebut.

Baca Juga: Serem Bro, Seorang Pemotor Tewas Setelah Lehernya Terlilit Benang Layangan, Sempat Bangun Namun Darahnya Tetap Mengucur

Menurut Sutopo, penyerangan tersebut dilakukan oleh oknum tak bertanggungjawab sekira pukul 02.00 WIB.

Sutopo mengatakan penyerang terhadap anggota tersebut diduga menggunakan senjata tajam.

"Pada Selasa dini hari kisaran pukul 02.00 WIB, itu ada korban dari PSHT atas penganiayaan dengan senjata tajam. Anggota kami luka-luka," terang Sutopo kepada TribunSolo.com.

"Terjadi di dua daerah, di Mojosongo dan Makam haji," tambahnya.

Baca Juga: Waduh, Satpam Cantik Hilang Misterius, Honda Vario Milik Korban Ditemukan di Dekat Sungai Bengawan Solo

Sutopo menegaskan pihaknya akan menyerahkan proses seutuhnya kepada penegak hukum.

"Kita serahkan kepada aparat hukum untuk melakukan tindakan-tindakan tegas, terukur, nyata, dan adil," tegasnya.

Sutopo juga meminta para anggota untuk mengawal proses hukum yang berjalan.

"Anggota untuk tetap stay. Persoalan hukum kita serahkan kepada aparat penegak hukum. Kita pantau dan kawal sampai proses tuntas," tuturnya.

Baca Juga: Geger, Pria Bertato Berlumuran Darah Diringkus Polisi dan Diarak Warga, Masalah Bermula dari Pinjam Motor

Terkait insiden ini, sejumlah massa yang diduga pesilat PSHT, turun ke jalan.

Mereka berkumpul memenuhi Plaza Manahan, Selasa (15/9/2020) malam.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Massa PSHT Bubar Setelah Polisi Letuskan Tembakan Peringatan, 6 Orang Diamankan. 

 

SUDAH DAMAI

Dilansir dari Tribunsolo.com, Komandan Korem 074 /Warastratama Kolonel (Inf) Rano Tilaar memastikan menjaga kondusifitas di Kota Solo.

Meskipun ada rumor anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) akan turun ke Jalanan Solo pada Selasa (22/9/2020) lalu.

"Saat ini sudah ada penandatanganan pernyataan bersama Pimpinan PSHT sebagai komitmen jaga kondusifitas," papar dia kepada TribunSolo.com.

"Juga ada larangan turun ke jalan," jelas dia.

Saat ini pengurus PSHT juga sudah memberikan himbauan pada anggota PSHT tidak melakukan pergerakan.

Dia mengatakan, bila ada rumor menghitamkan Kota Solo maka pihaknya menyampaikan bakal menghijaukan dan mencoklatkan Kota Solo.

"Kami hijaukan Kota Solo, serta bersama Polri coklatkan," aku dia.

Koordinasi dengan pihak kepolisian dalam hal ini Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak juga sudah dilakukan.

"Kita koordinasi terus," aku dia.

Bahkan Pihaknya mengatakan, sudah menyiapkan pasukan Grup II Kopassus hingga Brigif Kostrad atau Yonif Mekanis Raider 413/Bremoro.

"Ditambah, Batalyon Infanteri Raider 408/Suhbrastha Sragen untuk terjun ke seluruh Kodim jajaran," aku dia.

Pesan PSHT untuk Para Pendekar

Pengurus perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kota Solo meminta segenap warganya untuk tidak melakukan gerakan ataupun pengumpulan massa seperti yang terjadi di Plaza Manahan Solo beberapa waktu silam.

Ketua PSHT Cabang Solo, Arif Hudayanto mengatakan pihaknya menyerahkan seutuhnya pengusutan kasus pembacokan anggota PSHT di kawasan Mojosongo kepada pihak kepolisian.

"Saya mengimbau mari kita serahkan penanganan pada kepolisian agar melakukan penelusuran sebaik-baiknya," papar Arif, Selasa (22/9/2020).

Arif juga meminta agar warga PSHT tidak turun ke jalan.

"Kepada sedulur agar tidak turun ke jalan dan warga PSHT di luar solo tidak perlu datang ke Solo," kata dia.

"Sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru," paparnya.

Dia mengatakan, agar warga PSHT tidak terprovokasi dan terpancing ajakan melalui mendsos untuk menghitamkan Solo.

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul: Barisan TNI AD Mulai Kostrad, Raider hingga Kopassus Jaga Kota Solo di Tengah Kabar Ada Gerakan PSHT