Bikers Jangan Keseringan Makan, Segini Batas Maksimal Konsumsi Mie Instan dalam Sebulan

By Erwan Hartawan, Kamis, 16 Juli 2020 | 19:00 WIB

Ilustrasi mie instan

Kalau ada yang hanya makan mi instan saja tiap hari, ia akan mengalami kurang gizi seiring berjalannya waktu.

Vien mengumpamakan konsumsi mie tersebut 3 kali sehari.

Baca Juga: Bikers Pecinta Kuliner Tahu Gak Sejarah Telur Asin di Indonesia? Begini Ceritanya...

Pasalnya, mereka tidak mendapatkan jumlah nutrisi yang dibutuhkan seperti protein, vitamin, dan mineral guna mendukung kesehatan.

Mie instan tampaknya cenderung lebih memengaruhi kesehatan wanita dibandingkan pria.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dr. Hyun Joon Shin dari Baylor Heart and Vascular Hospital di Texas, pemimpin penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Nutrition.

Mengutip The Daily Mail, penelitian tersebut difokuskan di Korea Selatan yang merupakan negara pemakan mie instan terbanyak di dunia.

Baca Juga: Efeknya Sangat Berbahaya, Bikers Mulai Sekarang Jangan Pernah Simpan Makanan di Kulkas dengan Plastiknya, Begini Cara yang Aman

Menurutnya, hal tersebut dapat dikaitkan dengan perbedaan biologis antara wanita dan pria dari segi hormon seks dan metabolisme.

Namun, penemuan tersebut kemungkinan karena wanita lebih mungkin melaporkan secara akurat apa yang dimakan setiap hari.

Faktor potensial lainnya dalam perbedaan gender tersebut adalah bahan kimia bernama bisphenol A (BPA) yang digunakan untuk mengemas mie dalam stirofoam.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA mengganggu cara hormon mengirim pesan melalui tubuh, khususnya estrogen.

Baca Juga: Bikers Yang Suka Kerak Telor Harus Bersabar, Akibat Pandemi Corona, Tukang Makanan Ini Terancam Gak Boleh Jualan, Begini Ternyata Faktanya

Pernyataan Shin tersebut pun didukung oleh Hu yang menyampaikan bahwa efek kesehatan tersebut tak terlihat pada pria sebab wanita lebih rinci dalam melaporkan diet mereka.

Selain itu, efek kesehatan lebih terlihat pada wanita mungkin karena mereka lebih sensitif terhadap diet karbohidrat, natrium, dan lemak jenuh pasca-menopause.