Gridmotor.id - Pertamina langsung bertindak usai dituduh menjual BBM Pertalite baru yang justru dianggap makin boros.
Dalam beberapa waktu belakangan, muncul rumor konsumsi Pertalite dianggap makin boros.
Rumor tersebut muncul pasca Pemerintah menaikkan harga Pertalite.
Konsumsi Pertalite yang dianggap makin boros juga dirasakan sebagian masyarakat, salah satunya ojol.
Bahkan driver ojol tersebut pada akhirnya beralih ke SPBU swasta yang dianggap lebih irit.
"Kalau ojol, sehari enak buat narik, dari pagi misalnya, kalau isi Vivo itu Rp 20 ribu-Rp 30 ribu bisa keliling Bekasi," kata driver ojol yang bernama Okto dikutip dari Kompas.com, Minggu (2/10/2022).
Menanggapi keluhan masyarat tersebut, Pertamina langsung melakukan pengecekan.
Tak tanggung-tanggung, menurut Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, Pertamina akan melakukan 7 pengecekan.
Baca Juga: Driver Ojol Sebut BBM di SPBU Vivo Lebih Irit ketimbang Pertalite dari Pertamina
Ia mengatakan, proses Quality Control dimulai sejak Pertalite masuk tangki timbun di fuel Terminal (TBBM) hingga sebelum disalurkan ke SPBU.
"Dinyatakan layak didistribusikan menuju SPBU ini dimulai dari saat produk tersebut disuplai dari kilang atau impor, saat penyimpanan, hingga sebelum disalurkan ke SPBU," jelas Irto, (29/9/22).
Dalam tiap-tiap proses, produk BBM tersebut harus dinyatakan layak, memenuhi syarat atau standar spesifikasi yang ditentukan Dirjen Migas.
Jika uji sample tidak layak, kata Irto, tidak akan bisa keluar dari Terminal BBM.
Sebelum produk BBM bisa masuk tanki timbun di Fuel Terminal, Pertamina terlebih dahulu memastikan produk BBM yang disuplai dari kilang ataupun impor memiliki certificate of quality.
"Setelah dipastikan certificate of quality-nya, produk BBM yang disuplai lewat pipa akan diuji speknya selama pemompaan ke tanki timbun," jelas Irto.
Proses suplai melalui kapal juga dilakukan pengujian.
Sebelum dipompa ke tanki timbun, produk BBM dalam kapal tersebut akan di uji dulu kelayakannya.
Jika sudah sesuai dengan spek, uji juga dilakukan selama pemompaan produk BBM dari kapal ke tanki timbun.
"Ini adalah tahap awal. Jadi sebelum sebuah produk BBM bisa benar-benar masuk ke tanki timbun, sudah ada beberapa proses Quality Control untuk memastikan produk yang disuplai kepada Fuel Terminal sesuai dengan spesifikasi dan standar untuk dijual kepada masyarakat," lanjut Irto.
Baca Juga: Santer Pertalite Khusus untuk Motor di Bawah 250 cc, AHM Sebut Ada Kebanggaan
Saat penyimpanan di tanki timbun, proses Quality Control juga tetap dilakukan secara periodik.
Produk BBM secara berkala diuji tepat setelah proses pemompaan baik dari pipa kilang atau impor, hingga sebelum disalurkan ke mobil tanki.
Sebelum mobil tanki dapat keluar dari Fuel Terminal BBM dan menuju SPBU, produk BBM akan kembali diuji di pintu keluar.
"Jadi bisa dilihat, proses Quality Control ini tidak sembarangan, dilakukan periodik dan tahapannya sudah jelas," sebutnya.
"Ini adalah komitmen Pertamina Patra Niaga dalam memastikan seluruh produk BBM yang akan dikonsumsi masyarakat ini sesuai spek, sesuai standar kualitas, dan layak digunakan," beber Irto.
Selain uji kualitas di Fuel Terminal, Pertamina Patra Niaga juga melakukan pengecekan sebelum proses bongkar BBM dari mobil tanki hingga setelah seluruh produk BBM sudah tersalurkan ke tanki pendam SPBU.
"Di SPBU ini juga ada pengecekan, jika ada yang dirasa tidak sesuai spesifikasi, produk BBM tersebut akan diuji sample lagi di Fuel Terminal, tidak akan dijual, jadi masyarakat tidak perlu khawatir," bebernya.
"Pertamina berkomitmen seluruh produk BBM yang dijual di lembaga penyalur resminya sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan," tandas Irto.
Baca Juga: Isu Konsumsi Pertalite Makin Boros, Ahli Singgung Beberapa Faktor
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Isu Pertalite Jadi Boros Setelah Harga Naik, Pertamina: Lakukan 7 Quality Control Sebelum Dikirim
Source | : | surabaya.tribunews.com |
Penulis | : | Albi Arangga |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR