GridMotor.id - Joki sering miringkan motor sebelum balapan, bikin penonton bingung maksudnya apa.
Ada juga yang menebak memiringkan motor ritual manggil setan biar menang balapan.
Maklum di dunia balap liar atau drag sekalipun masih dipercaya ada hal-hal mistis untuk meraih kemenangan.
Tapi anggapan meminta bantuan setan enggak benar sama sekali, apalagi joki sampai memiringkan motornya.
Memiringkan motor sebelum balapan menjadi aktivitas rutin yang dilakukan seorang joki.
Sebelum start, joki merebahkan motor ke kanan dan ke kiri.
Penggemar balap drag pasti paham tujuan joki memiringkan motornya.
Ayo bro apa tujuan joki memiringkan motor sebelum start balapan?
Baca Juga: Dikeroyok Geng Motor Saat Bubarkan Balapan Liar, Begini Kondisi Polisi Senior Aiptu Suwardi
Baca Juga: Bubarkan Balap Liar Petugas Malah Diserang Sekelompok Remaja, Ini Kata Polisi
Buat brother yang belum tahu, alasan para joki memiringkan motornya adalah untuk membasahi kopling.
Pasalnya, motor drag biasanya diisi oli lebih sedikit dari takaran motor standar.
"Volume oli motor drag enggak sampai 500 ml," ujar Makhrizal, juru korek drag tim JFK Vincent (JV), seperti dikutip dari MOTOR Plus-online.
"Dengan jumlah yang sedikit, memungkinkan kampas kopling enggak bisa terendam oli 100%. Maka itu harus dimiringkan," papar Makhrizal.
Pengisian oli mesin yang hanya 500 ml, itu karena motor drag dipakai tak sampai 10 detik sekali start.
Kalau diisi penuh, juga enggak bakal banyak manfaatnya.
Akhirnya terbongkar alasanya motor drag sering dimiringin joki sebelum balapan.
Bayangin aja dengan oli cuma 500 ml, kopling tentu enggak bisa basah semuanya.
Baca Juga: Ngilu, Video Joki Balap Liar Tabrak Yamaha NMAX Saat Bergaya Superman
Kalau enggak basah akibatnya jelas kampas kopling bisa selip.
Niat mencatatkan waktu tercepat dan jadi juara malah bisa ambyar bro.
Perlu diingat, kalau dalam kondisi standar, motor biasanya butuh volume oli sebanyak 800 ml - 1.000 ml oli di mesin.
Nah, jadi paham kan bro sekarang.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR