Kemudian, puncak dari kericuhan itu adalah pembakaran mobil di halaman Polsek Ciracas. Beberapa bagian ruangan Polsek pun juga jadi sasaran massa.
Alhasil, beberapa kaca ruangan Polsek pun pecah. Pada Sabtu siang, TNI merilis keterangan resmi melalui laman https://kodamjaya-tniad.mil.id.
Dalam keterangan resminya, Rahyanto memperkirakan penyerangan Polsek Ciracas disebabkan adanya kecelakaan lalu lintas yang melibatkan seorang anggota TNI bernama Ilham.
Meskipun demikian, dia tidak dijelaskan kapan dan di mana terjadinya kecelakaan tersebut.
"Kejadian ini dimulai dari berita anggota Ditkumad atas nama Prd Ilham yang jatuh karena kecelakaan tunggal," kata dia dalam situs resmi tersebut.
Selanjutnya, kata Rahyanto, muncul isu yang menyebut kecelakaan itu disebabkan pengeroyokan.
Isu tersebut memprovokasi ratusan orang sehingga mereka melakukan perusakan di jalan hingga ke Polsek Ciracas.
"Menimbulkan lebih kurang 100 orang terprovokasi yang menyebabkan kerugian perusakan gerobak di jalan dan Alfamart hingga pembakaran di Polsek," jelas Rahyanto.
Hampir bersamaan dengan pernyataan resmi TNI itu, petugas dari jajaran Subdit Bid Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya mendatangi Jalan Kelapa Dua Wetan, tepat di dekat pertigaan Arundina, Cibubur, Jakarta Timur pada Sabtu siang.
Pantauan Kompas.com pukul 14.37 WIB, beberapa petugas termasuk Kasubdit Bid Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Fahri Siregar mulai memeriksa warga di lokasi tersebut. Polisi menghampiri restoran yang ada di dekat lokasi.
Mereka bertanya pada dua orang karyawan restoran tentang beberapa hal. Tak lama berselang, dua orang karyawan restoran itu dibawa pihak polisi masuk dalam mobil.
"Jangan takut, orang cuma ditanya-tanya sebagai saksi saja," kata salah satu petugas polisi yang membawa mereka. Meskipun demikian, Fahri enggan menjelaskan tujuan polisi membawa dua karyawan restoran itu.
Pada saat yang sama, warga setempat yang bernama Nanang mengatakan sempat terjadi kecelakaan lalu lintas di lokasi tersebut. Kecelakaan itu terjadi pada Kamis (27/8/2020) malam.
Dia membenarkan kecelakaan tunggal itu melibatkan satu orang pengendara motor yang memakai seragam TNI.
Pasalnya, pengendara yang diduga anggota TNI itu terjatuh lantaran menghindari kendaraan lain yang sedang melintas.
"Pas jatuh, dia langsung dipinggirin sama warga. Habis itu langsung ditolongin gitu lah," kata dia.
Korban kecelakaan itu mengalami luka di bagian wajah dan sempat tak sadarkan diri. Korban akhirnya dilarikan ke rumah sakit untuk pertolongan lebih lanjut.
Pangdam Jaya akui ketelibatan tentara dipicu hoaks
Bertolak belakang dengam keterangan Dandim, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengakui keterlibatan TNI dalam penyerangan Polsek Ciracas.
Peristiwa penyerangan itu dipicu provokasi oleh oknum anggota TNI berinisial MI kepada rekan seangkatan.
"Dari telepon genggam Prada MI ditemukan yang bersangkutan menginformasikan ke angkatan 2017 mengaku dikeroyok, ditelepon seniornya bilang dikeroyok," ujar Dudung dalam konferensi pers di Balai Wartawan Puspen TNI, Mabes TNI Cilangkap.
Namun, MI diketahui berbohong terkait penyebab kecelakaan ketika pernyataannya dicocokkan dengan pernyataan sembilan saksi dari warga sipil.
Menurut Dudung, kronologi yang sebenarnya terjadi adalah MI mengalami kecelakaan tunggal saat mengendarai sepeda motor di sekitar Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, tepatnya di dekat pertigaan lampu merah Arundina.
Selain diperkuat dengan pernyataan saksi di tempat kejadian perkara (TKP), kecelakaan tunggal tersebut juga dibuktikan dengan rekaman gambar televisi sirkuit tertutup (CCTV) dari salah satu toko di sekitar lokasi kejadian.
"Pada tayangan menit ke-37, MI terjatuh di sekitar tikungan, tidak ada pemukulan dari belakang, depan atau pengeroyokan," ucap Dudung.
Dudung menambahkan, sebanyak enam dari sekitar 100 orang yang terlibat dalam perusakan Mapolsek Ciracas dan fasilitas umum di Jaktim telah menjalani pemeriksaan intensif Polisi Militer Kodam Jayakarta.
Dari hasil penyelidikan sementara, kata Dudung, belum dipastikan ada keterlibatan warga sipil dalam aksi anarkistis tersebut.
"Saya dapat perintah dari Panglima TNI agar pelaku ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku di TNI," tegas Dudung.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Massa Serang Polsek Ciracas, Pertokoan, hingga Warga Dipicu Hoaks yang Disebar Oknum TNI",
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR