GridMotor.id - Sering disepelein bikers, ternyata konsumsi seledri yang dicampur mentimun bisa sembuhkan penyakit mematikan, ini faktanya.
Mulai sekarang bikers harus perbanyak konsumsi sayuran.
Salah satunya adalah campuran mentimun dan seledri, kalau rutin dikonsumsi maka penyakit mematikan ini akan sembuh.
Sayuran yang satu ini lebih kita kenal sebagai pelengkap dalam sayur sop, kuah bakso, capcay, atau campuran salad.
Baca Juga: Gratis Bagi Bikers dan Orang Umum Silakan Ambil Paket Sayuran di Depan Masjid
Tidak hanya membuat masakan lebih sedap, sayuran ini juga memberi rasa dan aroma yang sangat khas.
Selain menjadi campuran sayur, sayuran jenis ini juga bisa dimakan mentah atau sebagai lalapan.
Tidak hanya itu, sayuran berwarna hijau terang ini juga memberikan manfaat untuk kesehatan.
Selain sebagai obat penyakit kulit, seledri sangat dianjurkan untuk mengatasi peracunan pada darah dan menyembuhkan alergi.
Ia bisa dipakai sebagai obat tanpa campuran apapun, tetapi juga bisa dicampur dengan bahan lain misalnya dengan jus ketimun, wortel dan bit.
Obat Raja Dari buku Heinerman’s Encyclopedia of Healing Juices karya John Heinerman dikatakan bahwa Raja Henry VIII dari Inggris (1491-1547) yang memiliki banyak selir menderita penyakit kulit pada wajah, tangan serta kakinya.
Dengan penyakitnya itu penampilan Raja Henry sangat buruk.
Dia dikenal sebagai raja yang terpaksa membunuh beberapa selirnya karena mereka tak bisa menahan raja jijiknya terhadap sang raja. Sementara itu penyakitnya semakin parah.
Mungkin ini diakibatkan kebiasaan makan sang raja yang terbilang rakus.
Raja yang gemar makan masakan daging berlemak, kue-kue manis, minuman anggur ataupun minuman keras, membuat kondisi kesehatannya semakin menurun, bahkan wajah dan bagian tubuh lainnya semakin buruk.
Dokter-dokter kerajaan mengobati sang rasa dengan berbagai macam saleb.
Ternyata itu hanya sedikit memberi manfaat. Sampai akhirnya dokter istana mencoba memberi “obat alternatif ” seperti yang banyak dilakukan rakyatnya.
Raja dianjurkan minum jus smallage yang di kemudian hari disebut sebagai jus seledri.
Beberapa batang seledri bersama daunnya ditumbuk, kemudian air perasannya yang sedikit itu diminumkan setiap hari.
Setelah beberapa hari terlihat adanya kemajuan . Lambat laun kulit di wajah maupun di badannya semakin baik.
Pengobatan ini sebenarnya memberi hasil yang menggembirakan. Tetapi sayang, kebiasaan makan buruk sang raja membuat kemajuannya sangat lamban.
Baca Juga: Bikin Terharu, Lulus Kuliah Pemuda Ini Hadiri Wisuda Naik Yamaha V-Ixion Lengkap dengan Sayuran
Untung para dokternya sabar dan telaten, sehingga akhirnya rajapun bisa sembuh, walaupun dalam tempo yang lama.
Mengandung Alkaline
Menginjak paku karatan, kotoran masuk ke dalam luka, infeksi saluran kencing, luka bakar yang melebar adalah beberapa kasus yang menyebabkan terjadinya sepsi atau septicemia atau yang lebih dikenal sebagai peracunan pada darah.
Pengobatan dengan seledri yang mengandung garam mineral yang tinggi bisa membuat darah mengandung banyak alkaline.
Padahal bakteri penyebab peracunan darah lebih cepat berkembang dalam darah yang berkondisi asam ketimbang darah berkondisi alkaline.
Dengan hadirnya seledri kedalam tubuh akan sangat membantu melepaskan dari peracunan darah.
Dari pengalaman pribadi John Heinerman, ditemukan adanya hubungan kuat antara gula yang dikonsumsinya dengan reaksi-reaksi alergi.
Makan dua buah kurma atau beberapa buah permen saja bisa terjadi alergi seperti bersin-bersin, gatal-gatal di mata atau gatal di badan sangat terasa sekali.
Setelah diobati dengan minum setengah cangkir perasan seledri setiap pagi, dalam beberapa hari saja sudah menghilangkan gejala alergi tadi.
Pada akhirnya Heinerman menyimpulkan, kandungan garam mineral yang kuat pada seledri lah yang membuat darahnya mengandung alkaline.
Cairan perasan seledri terasa agak pahit, tetapi menyegarkan. Sebagai pengobatan ia bisa dipakai tanpa campuran apapun.
Namun bagi yang punya masalah dengan livernya, sebaiknya dicampur dengan jus buah timun, jus wortel dan jua bit.
Bagi yang memiliki alat juicer, sebaiknya wortel, ketimun dan bit masing-masing satu buah atau kira-kira 1 ons dijus terlebih dahulu.
Kemudian hasil cairannya untuk membelender beberapa batang seledri berikut daunnya.
Minumlah pagi dan sore setiap hari. Karena bit tergolong sulit di dapat, maka untuk campurannya boleh hanya menggunakan timun dan wortel saja.
Bahkan untuk yang tidak ada masalah dengan livernya, justru dianjurkan hanya memakai seledrinya saja.
Baca Juga: Obat Ganteng Bikers, Sepatu Compass Edisi Terbatas Harganya Setara Biaya Perawatan Tiga Yamaha NMAX
Kalau membuat jus atau menumbuk seledrinya sulit, bisa juga diblender dengan mencampuri sedikit air putih.
Seledri Hijau dan Seledri Kuning
Seledri atau Apium Graveolens sudah dibudidayakan sejak abad ke-15 di Eropa selatan.
Sejak itu sudah dikenal sebagai obat atau jamu, selain juga untuk penyedap masakan.
Bagian yang dimanfaatkan adalah daun dan batangnya yang berpenampang segi empat dan berrongga.
Ada dua jenis seledri, yaitu seledri kuning dan seledri hijau. Di Indonesia lebih banyak dijumpai seledri hijau.
Seledri hijau ada dua macam, yaitu seledri Golden Crisp yang berukuran kecil yang lebih dikenal sebagai seledri lokal, dan Giant Pascal yang berukuran lebih besar yang banyak dijumpai di pasar swalayan besar.
Dalam satu batang seledri berukuran sedang setidaknya mengandung 16 mg kalsium, 11 mg fosfor, 0,1 mg zat besi, 50 mg yodium, 136 mg potasium, 110 I.U.vitamin A, sedikit vitamin B Kompleks, dan 4 mg vitamin C.
Baca Juga: Widih Keren, Yamaha NMAX 155 Pakai Obat Ganteng, Dari Part Mobil Eropa Berharga Ratusan Juta
Dalam penelitian lainnya ternyata juga ditemukan magnesium yang cukup besar, antara 27-32 mg setiap batangnya.
Selain untuk mengobati alergi, penyakit kulit dan peracunan pada darah, seledri juga cukup populer untuk mengobati tekanan darah tinggi.
Untuk itu ambillah satu buah ketimun yang segar atau sekitar 1 ons dan dua batang seledri segar dan cuci bersih.
Makanlah keduanya sebagai lalapan mentah. Bisa juga keduanya diblender dengan menambah sedikit air.
Source | : | Intisari.grid.id |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR