Salah satu hewan yang dikonsumsi adalah trenggiling.
Mamalia bersisik yang terancam punah ini pun dianggap sangat lezat.
Sehingga sering dikonsumsi tidak hanya di China, namun di negara lain di Asia Tenggara.
Menurut penelitian, hewan inilah yang membawa virus corona ke manusia, di pusat wabah Wuhan.
Mengetahui hal tersebut, pemerintah China pun sontak melarang masyarakatnya untuk mengonsumsi dan memperdagangkan hewan ini demi mengatasi wabah virus corona.
Langkah inilah yang lantas dinilai membantu trenggiling dan spesies lain yang terancam punah.
Mengutip dari Asia One, Jeff He, Direktur China di Dana Internasional untuk Kesejahteraan Hewan pun menyambut baik larangan tersebut.
Pasalnya, hal tersebut menjadi langkah awal untuk melindungi satwa liar.
"Saya memuji larangan itu, China memiliki tekad untuk mengubah tradisi ribuan tahun yang sangat tidak pantas bagi masyarakat saat ini.
Saya pikir larangan itu adalah Langkah Pertama yang penting untuk konservasi satwa liar di China," jelas Jeff He.
Peter Knights, CEO dari amal WildAid juga mengatakan bahwa larangan China untuk menanggulangi populasi trenggiling telah diterima dunia.
"Kami berharap Tiongkok memimpin dunia dalam melarang pasar-pasar ini secara global.
Wabah virus corona harus berfungsi sebagai peringatan bagi manusia untuk melestarikan lebih banyak dari alam, atau menghadapai serangan balik kesehatan dan keuangan," ujar Knights.
Menurut WWF, perdagangan ilegal spesies liar diperkirakan bernilai 15 miliar dollar AS (Rp214 triliun) setiap tahunnya, khususnya pasar Asia.
Dengan adanya larangan mengonsumsi trenggiling dan satwa liar, hal itu secara signifikan akan mengurangi perdagangan internasional dan mendorong keselamatan trenggiling dan hewan liar lain yang sering diselundupkan.
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR