Selain itu juga ada gambar kelapa sawit.
Uang logam dinilai tahan lama
Sementara pada sisi depan terdapat teks "BANK INDONESIA" dan lambang Negara Garuda Pancasila.
Pada 2018, uang logam seribuan itu pernah ramai dikatakan tidak layak.
Baca Juga: Bukannya Buat Buka Usaha, Dimodali Sejumlah Uang Ternyata 3 Pemuda Ini Malah Disuruh Curi Motor
Namun BI membantahnya dan mengatakan bahwa uang tersebut adalah uang NKRI yang masih layak edar dan menjadi alat transaksi yang sah
. Sementara itu diberitakan Harian Kompas, Selasa (23/2/1993), uang logam Rp 1.000 tersebut terbuat dari cupro-nikel di lapisan luar dan aluminium bronze di lapisan dalam.
Saat itu BI masih memberikan pilihan kepada masyarakat, apakah akan menarik uang kertas saat uang logam dicetak atau tidak.
"Kalau negara-negara lain biasanya jika sudah dikeluarkan dalam logam maka kertasnya ditarik. Kami masih memberikan pilihan," kata Gubernur BI Adrianus Mooy, waktu itu.
Uang logam saat itu dipilih karena biayanya lebih kecil dan tahan lama.
Sementara itu uang kertas biayanya makin lama makin besar, karena harus terus mencetak.
Saat dikonfirmasi, Humas Bank Indonesia (BI) Aswin Gantina berdalih tengah menyiapkan konferensi pers terkait hal itu.
"Maap kami lagi persiapan pressconf dulu. Diusahakan besok," ujarnya singkat kepada Kompas.com, Kamis (18/6/2020).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Uang Koin Kelapa Sawit, Berikut Sejarah hingga Bahan Baku Pembuatannya...",
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR