GridMotor.id - Virus corona membuat warga lockdown dan itu berpengaruh pada pendapatan driver ojek online (ojol).
Walau beresiko terpapar, mereka tetap harus bekerja di jalanan yang rawan terpapar virus corona.
Hanya dengan begitu mereka bisa mendapatkan nafkah untuk keluarga.
Namun dengan wabah nasional ini, diakui pemasukan para pengendara ojek online turun drastis.
Bahkan sampai detik ini, cicilan motor diakui Robi, salah satu pengendara ojek online yang ditemui di kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jaksel masih ditagih pihak leasing.
Dari pihak leasing, Robi masih diminta membayar cicilan kredit Yamaha NMAX hitam miliknya.
"Itu yang mau saya tanyain? Saya masih ditagihin. Setiap hari. Ini baru kemarin ditagih lagi," ungkap Robi seraya menunjukkan riwayat chat dari pihak leasing, (29/3/20).
Pria yang tengah beristirahat seraya menunggu orderan di bawah pohon rindang itu mengatakan sudah dipastikan bulan ini menunggak.
Pasalnya, pendapatannya menurun tak seperti biasanya.
"Di-wa terus, ini sudah cicilan ke-15 tapi bulan ini dipastikan nunggak," tambahnya.
Robi mengatakan tidak adanya Surat Ketetapan (SK) dari Presiden yang membuat pihak leasing masih menagih kepadanya.
Pihak leasing masih punya kebebasan untuk menagih cicilan.
Sebagai pekerja harian, mau tak mau, Robi tetap membelah jalanan Ibukota meski sepi.
Bahaya wabah virus tersebut pun terabaikan olehnya.
"Kalau punya tabungan mah, mendingan saya di rumah. Enggak keluar (rumah) berarti enggak ada pemasukan. Cuman kan faktor kebutuhan tiap hari jalan terus," jelasnya pria anak dua tersebut.
Kisah merana serupa diceritakan oleh Nico Usman (58) di kawaasan Pondok Labu.
Baca Juga: Orderan Lagi Sepi, Driver Ojol Ini Mendadak Didoakan Netizen, Gara-gara Kucing di Pinggir Jalan
Warga Jakarta domisili Pangkalan Jati, Depok tersebut merasa was-was di tengah wabah pandemi corona.
Pasalnya, Ia baru sebulan mencicil motor matik baru untuk dipakai mencari orderan.
"Ini makanya lagi bingung. Baru satu bulan beli motor. Mudah-mudahan bapak Presiden instruksinya bener (terkait penundaan cicilan)," katanya.
Nico membeli motor baru lantaran tunggangan lamanya sempat dijual.
Ia mengambil motor baru dengan cara kredit demi mencari nafkah sebagai ojek online.
"Kemarin beli (motor) udah lunas. Kebetulan di rumah ada musibah jadi sempet saya jual. Saya beli baru lagi," tambahnya.
Cicilan yang harus dibayarnya per bulan sebanyak Rp 778 ribu.
Sedangkan saat ini, penghasilan dari mencari orderan tak seberapa.
Seharian berkeliling, Ia baru mendapatkan tiga orderan sangat timpang dari biasanya yang rata-rata di atas 10 kali.
Ia berharap instruksi Presiden terkait penundaan cicilan bukan hanya isapan jempol belaka.
"Mudah-mudahan instruksinya enggak hanya teori. Kalau seandainya teori saya hanya pasrah aja mau ambil, ya ambil," katanya.
Selain itu, ia juga berharap adanya uluran tangan berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah untuk membantu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Baca Juga: Covid-19 Kian Mewabah, Driver Ojol Gak Perlu Resah Cari Nafkah, Ada Paket Gratis Bagi Para Mitranya
"Kalau saya enggak muluk-muluk harapannya. Kalau mau di-lockdown bolehlah, tapi tolong kebutuhan pokok utama keluarga, anak istri saya," bebernya.
"Kalau saya sendiri hidup di jalan enggak masalah. Tahan makan enggak masalah. Tapi anak istri saya gimana? Orang kayak saya mau mengadu ke mana," pungkasnya.
Source | : | Tribun Jakarta |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR