Gridmotor.id - Sepekan operasi Zebra di Ponorogo paling banyak pelanggaran dilakukan oleh pelajar.
Kebanyakan pelanggaran yang dilakukan oleh para pelajar adalah tidak memiliki SIM syarat untuk mengedarai kendaraan bermotor.
Seharusnya para pelajar ini tidak mengendarai kendaraan bermotor karena belum memenuhi syarat dalam memiliki SIM.
Karena batas usia untuk memohon SIM adalah harus memiliki KTP alias sudah berusia diatas 17 tahun.
Baca Juga: Kocak, Ada Polisi Razia Operasi Zebra 2019, Para Pemotor Rame-rame Bikin Barisan Konvoi
Baca Juga: Banyak Yang Tidak Hafal Teks Sumpah Pemuda Saat Ditilang Operasi Zebra Kapuas 2019
Titik (20), seorang mahasiswi di Ponorogo, Jawa Timur menangis sesegukan saat razia polisi atau saat operasi Zebra Semeru di Jalan KH Ahmad Dahlan, Selasa (29/10/2019) pagi.
Warga Desa Nambangrejo, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo itu menangis karena tidak membawa STNK saat berkendara.
"Saya lupa ndak bawa STNK pak. Tapi jangan ditilang dong pak.
Saya nanti ndak bisa ikut kelas gimana. Saya dihukum sama dosen," katanya memohon kepada petugas yang menilang, Selasa pagi.
"Kuliahku pie," katanya membela diri.
Pengakuan itu tentu saja diindahkan oleh polisi yang ketika itu bertugas.
Titik tetap kena tilang.
Titik kemudian mengantri dengan menahan air mata yang terus menetes, bersama dengan para pelanggar yang lain.
"Lain kali bawa STNK nya. Ini surat tilangnya," kata seorang polisi.
Baca Juga: Parah, Enggak Sampai Dua Jam Ratusan Pemotor Terjaring Operasi Zebra 2019 di Jakarta Timur
Selain titik, 6 Siswa SMA Muhamadiyah Ponorogo juga ada yang kena tilang.
Kasatlantas Polres Ponorogo AKP Bambang Prakoso menambahkan pelanggar paling banyak didominasi pelajar selama sepekan operasi zebra.
"Banyak anak dibawah umur yang belum punya SIM tapi mengendarai motor. Kami ingin menekan angka itu," jelasnya.
Pelanggaran lain yang mendominasi adalah orangtua yang tidak memakaikan helm kepada anaknya.
Baca Juga: Operasi Zebra Jaya 2019 Dimulai, 12 Jenis Pelanggaran Ini Jadi Incaran Polisi
"Orang tuanya pakai helm. Tetapi anaknya ndak dipakaikan helm. Kan itu juga berbahaya," ujar lulusan AKPOL 2007 ini
Bambang memberi saran agar orangtua menyarankan anak-anak naik kendaraan umum, seperti Angkutan Cerdas Sekolah (ACS) milik Pemkab Ponorogo untuk ke sekolah. "Itu kan (ACS) gratis, bisa dimanfaatkan," paparnya.
"Kalau memang memberikan fasilitas ke anak, bisa diantar jemput dengan motor atau mobil," tambahnya.
AKP Bambang mengimbau masyarakat untuk tertib berlalulintas sebab, jika sudah tertib bisa berkendara dengan aman dan nyaman.
"Berkendara dengan baik, bisa meningkatkan keamanan dan ketertiban lalu lintas," katanya.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Kena Tilang, Titik Mahasiswi Ponorogo Menangis, Takut Terlambat dan Dimarahi Dosen: Kuliahku Pie?,
Source | : | Surya.co.id |
Penulis | : | Indra GT |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR