Baca Juga : Legenda MotoGP: Membela Tim Balap Manapun Marc Marquez Pasti Akan Juara Dunia
Diameter plat galvanis dibuat 16 mm atau mengikuti diameter slang radiator NMAX atau Aerox.
Untuk dudukan sensor, plat galvanis tadi dilubangi dan dilas mur 14 mm.
“Ini untuk dudukan sensor, jadi sistemnya seperti baut. Agar tidak bocor, pakai ring tembaga juga,” tambah Baron yang gondrong.
Penempatannya di slang radiator bawah, potong slang dan masukkan joint sensor itu dan kencangkan dengan klem.
Baca Juga : Mirip Sinetron, Driver Ojol dengan Berani Gagalkan Aksi Bunuh Diri, Warga Ketakutan
Cara kerja sensor itu menggunakan komponen elektronik yaitu thermistor tipe NTC (Negative Temperature Coefisien).
Bekerjanya sensor ini ketika suhu air pendingin naik, tahanan atau resistansi pada sensor ini akan menurun dan sebaliknya bila suhu air pendingin ini turun, tahanan atau resistansi pada sensor akan naik.
Sensor ini akan memberikan signal ke indikator yang ditempatkan di samping spidometer.
“Untuk arus positifnya bisa memanfaatkan kabel plus (+) aki yang ke kunci kontak, jadi nggak perlu sakelar tambahan,” beber pemilik bengkel di Jl. Siaga 2 No. 27, Pejaten Barat, Jakarta Selatan.
Baca Juga : Mana Lebih Sulit Balap F1 atau MotoGP? Jorge Lorenzo Malah Bilang Begini
Kalau gak mau ribet, langsung sambangi bengkel yang buka setiap harinya mulai pukul 09:00 WIB dengan membawa dana Rp 650 ribu.
Itu sudah termasuk biasa instalasi dan semua part yang dibutuhkan.
Adanya indikator suhu air radiator dengan analog ini membuat panas mesin bisa dikontrol.
Untuk suhu mesin ideal berkisar 90-98 derajat Celcius.
Bila melebihi itu, bisa dipastikan mesin mengalami overheat.
BRN Technical: 0857-7188-8901
KOMENTAR