Untuk area lain, ada bagian-bagian yang mirip semisal suspensi belakang sama-sama ganda.
Namun karena konsep kedua motor ini berbeda, ada perbedaan di area rangka dan suspensi.
"Rangka RX-Z lebih rigid, agar menikung lebih stabil, kalau King lebih lincah," jelas Buddy Riawan, pemilik RX-Z yang suka mengulik motor-motor 2-tak.
Agar lebih ergonomis saat menikung, riding position RX-Z juga berbeda, dengan footstep lebih mundur dan setang lebih rendah.
Suspensi juga biar sama dan PnP, namun ada perbedaan panjangnya, baik depan maupun belakang.
Di area mesin, karena basisnya mirip, banyak yang menganggap performa RX-Z dan RX-King sama.
Tapi ditemukan banyak perbedaan, semisal RX-Z generasi 1990 memakai transmisi 6-percepatan.
"Mesin RX-Z juga ada balancer kruk as, lalu diameter piston juga beda sama King, bagian bawah mesin juga beda semua," jelas Buddy.
Makanya karakter tenaga mesin berpendingin udara RX-Z, berbeda dengan RX-King.
"Kalau RX-Z, tenaga bawahnya lebih lembut dibanding King," jelas Exxa.
Tapi ada persamaan mesin antara RX-Z dengan RX-King, yaitu sama-sama mudah dirawat.
Menurut para pemiliknya, RX-Z punya perawatan standar motor 2-tak lain, seperti jangan telat isi oli samping.
"Beratnya paling kalau nyari spare part original, harganya lebih mahal dibanding RX-King," tambah Exxa.
Namun dengan keunikan-keunikan, RX-Z masih tetap diminati, biarpun popularitas motornya terhitung jarang.
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Reyhan Firdaus |
KOMENTAR