Saat diajak berlari statis di atas dyno, suara yang dihasilkan lebih nyaring dibanding standar, namun masih dalam batas aman.
SKR menghasilkan tenaga 5,64 dk pada 5.960 rpm dan torsi 7,0 Nm di 5.509 rpm.
Tenaga dan torsinya lebih kecil 0,19 dk serta 0,4 Nm dibanding standar.
Lagi-lagi tenaga puncak didapat pada putaran mesin lebih rendah, tentunya juga enak buat stop and go.
Meski begitu di atas 7 ribu rpm, knalpot SKR memiliki tenaga dan torsi yang lebih baik, alias lebih nendang pada putaran tinggi.
Kawahara K2R
Yang terakhir ada Kawahara K2R, dari merek yang terkenal dengan part racing serta apparel di dunia balap.
Menggunakan material bahan stainless steel dengan bobot 2 kg, lebih ringan 1,5 kg dari standar.
Suara yang dihasilkan paling nyaring dibanding ketiganya, meskipun relatif lebih pelan dibanding knalpot racing murni.
Produk ini dibanderol Rp 350 ribu oleh Kawahara.
Di atas dyno, hasil tesnya cukup istimewa dengan menyeburkan tenaga 5,99 dk pada 5.547 rpm dengan torsi 7,4 Nm di 5.594 rpm.
Naik sekitar 0,16 dk dan 0,2 Nm dari standar pabrik.
Kurva torsi pada putaran rendah mirip dengan knalpot bawaan pabrik, sehingga tetap enak untuk berkendara stop & go.
Sedangkan pada putaran atas, tenaganya lebih nendang dibanding knalpot standar.
“Mungkin kondisi ini karena knalpot standar racing itu sudah semi free flow, jadi power putaran bawah sedikit berkurang,” analisa Saiful, kepala mekanik Farm Tuning.
Jadi, tinggal disesuaikan saja dengan selera, dan tentunya kantong sobat-soba GridMotor.id.
CLD : 0812-9140-6393
Kawahara : 0813-8968-9992
SKR : 0815 1394 3798
Source | : | Tabloid OTOMOTIF |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Reyhan Firdaus |
KOMENTAR