Gridmotor.id - Motor dianggap jadi kambing hitam dibalik kualitas udara di DKI Jakarta yang relatif buruk.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini, kualitas udara di DKI Jakarta menunjukkan angka negatif.
Penyebab utamanya yakni polusi udara kotor dari sektor transformasi.
Hal tersebut disampaikan oleh pihak Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB).
KPBB mencatat pada periode 2011-2022 kualitas udara DKI Jakarta jauh dari kata baik.
Bahkan pada 2020, konsentrasi rata-rata tahunan mencapai PM 2,5 (46,1 g/m3), PM10 ( PM10 (59,03 g/m3), Ozone (83,3 g/m3), sulfur dioksida (42,76 g/m3).
"Tren kualitas udara DKI Jakarta relatif buruk, setidaknya 10 tahun terakhir ini. Konsentrasi penceparan udara untuk parameter PM10 melewati baku mutu yang ditetapkan pemerintah, demikian pula OM 2,5 Ozon dan sulfir dioksida," kata Direktur Eksekutif KPBB, Ahmad Safrudin dikutip dari Kompas.com, Sabtu (24/9/2022).
"Hampir 73 persen penyumbang utama paling dominan di Jakarta ialah sektor transportasi, yang mana dominasinya itu pada kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat," lanjut dia.
Lebih jauh, ia menyatakan konsentrasi pencemaran konsentrasi PM10 totalnya cukup besar, sekitar 39 ribu ton (per hari) polutan yang hingga di langit DKI Jakarta dan sekitarnya.