Gridmotor.id - Penjualan kendaraan listrik di Indonesia belum mencapai target, meski sudah digenjot pemerintah.
Pemerintah Indonesia tahun ini terlihat agresif mengkampanyekan kendaraan listrik untuk masyarakat.
Bahkan orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo memberi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022.
Inpres tersebut berisikan perintah bahwa seluruh kendaraan dinas pemerintahan yang memakai bensin akan diganti berbasis baterai.
Selain itu, demi mempercepat elektrifikasi kendaraan di Indonesia, pemerintah juga menganggarkan program konversi motor bensin ke listrik.
Kedua hal itu juga masih didukung maraknya merk pemain motor listrik di Indonesia baik lokal maupun dari luar.
Sejumlah merk tersebut sudah menjual banyak tipe produknya di pasar Indonesia dengan harga yang menarik.
Guna mempromosikan produknya lebih diminati, merk-merk motor listrik menggandeng pelayanan jasa baterai.
Baca Juga: Debt Collecor Dibuat Kendor Emak-Emak, Siap Bayar Asal Mau Dicium
Sayangnya Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat bahwa pertumbuhan kendaraaan listrik di Indonesia tahun ini tak sesuai harapan.
Diungkapkan selama Januari-Juli 2022 penjualan jenis kendaraan tersebut mencapai 4.849 unit.
Jumlah tersebut sudah melebihi pencapaian tahun lalu dengan 3.205 unit.
Tetapi Direktur Sarana Transportasi Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Danto Restyawan mentarget populasi kendaraan listrik tahun ini sebanyak 100.000 unit.
"Sebenarnya tahun ini kita berharap mobil listrik bisa mencapai sekitar 20.000 unit dan motor listrik 80.000 unit."
"Tetapi sampai September 2022, baru 23.000 unit dari 100.000 unit, masih jauh sekali," ujarnya.
Danto berharap dengan kebijakan pemerintah mengenai kendaraan listrik dapat mendorong minta masyarakat untuk beralih dari bensin.
"Kita harapkan dengan adanya berbagai kebijakan tentang penggunaan mobil dan sepeda motor listrik, era elektrifikasi bisa lebih masif," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pertumbuhan Kendaraan Listrik di Indonesia Masih Jauh dari Target"