Gridmotor.id - Dampak motor menggunakan BBM dengan oktan yang lebih rendah dari rekomendasi pabrikan.
Isu BBM sedang hangat diperbincangkan di banyak kalangan masyarakat.
Pasalnya pemerintah resmi menaikan harga BBM pada tanggal 3 September kemarin.
Hal ini mendapat banyak kritikan dari masyarakat bahkan ada yang tidak terima dan menggelar aksi demo.
Dan ada sebuah SPBU yang menjual BBM dengan harga jauh dibawah harga Pertamina yaitu Rp 8.900
Hal tersebut membuat masyarakat berbondong-bondong membeli BBM tersebut, akan tetapi keesokan hari BBM tersebut tidak tersedia.
Dan pada sore hari BBM dengan RON 89 itu naik harga hingga Rp 10.900
Terlepas dari itu apakah memakai BBM dengan RON yang jauh dibawah rekomendasi dari pebrikan bakalan aman terhadap mesin kalian.
Ahmad Safrudin selaku Direktur Eksekutif Penghapusan Bahan Bakar Bertimbel (KPBB) membeberkan dampak buruk Pertalite yang punya RON rendah.
Baca Juga: Belum Semua Pembalap Liar Motor Terangkul Di Ajang Street Race
"Salah satu zat yang berbahaya bagi mesin adalah belerang atau sulfur)," ujar Ahmad Safrudin dalam acara NGOVI, Kamis (6/1/2022).
"Premium 88 dan Pertalite 90 punya kadar belerang di kisaran 150 sampai 200 ppm (part per milion),".
"Sementara untuk standar Euro 4 itu menghendaki maksimal 50 ppm," jelasnya
Kadar belerang bensin Premium dan Pertalite lebih besar 3 atau 4 kali lipat dari yang diperbolehkan.
Hal itu jika dibiarkan akan punya efek buruk ke mesin kendaraan.
"Efeknya akan merusak kendaraan bermotor yang sudah dilengkapi catalytic converter," tambahnya.
"Kalau kita menggunakan bahan bakar dengan kadar belerang tinggi bisa merusak catalytic converter," sambungnya.
Puput menjelaskan, kerusakan dari catalytic converter dapat mempengaruhi kinerja ECU dan akhirnya merembet merusak mesin.
"Jadi begitu catalytic converter rusak, otomatis akan memberikan sinyal ke kendaraan untuk tidak berjalan normal," pungkasnya.