Gridmotor.id - Merasa peduli dengan para pemudik yang mengendarai motor, pasangan suami istri ini mendirikan rest area dadakan.
Adapun rest area dadakan itu berlokasi di pinggir Jalan Raya Purwasari, Tamelang, Purwasari, Karawang, Jawa Barat.
Jalan itu merupakan jalur yang saat ini biasa digunakan pemudik dengan yang menggunakan motor.
Rest area yang bernama‘Mas Dylands’ tersebut juga terpadat lapaknya.
Setidaknya para bikers bisa membeli kopi atau beberapa snack yang cocok banget menemani istirahat bikers.
Menggunakan sebuah mobil pikap, sepasang suami istri ini menggelar lapak dan menyediakan beberapa tikar.
Pasutri tersebut juga mengaku senang momentum Lebaran 2022 ini ramai pemudik.
Terlebih setelah dua tahun absen berdagang karena pandemi Covid-19.
Baca Juga: Cara Mudah Hadapi Arus Balik Bagi Pemotor Meski Terjebak Kemacetan
“Sekarang sudah ramai, senang banget, gembira bisa jualan lagi,” ujar sang istri yang bernama Kartini.
Kartini bercerita mereka sudah berjualan sejak Tol Cikopo Palimanan (Cipali) belum dibangun.
Adapun Tol Cipali diresmikan hampir tujuh tahun silam atau tepatnya pada 13 Juni 2015.
Kartini bercerita, jauh sebelum tol terpanjang di Indonesia itu dibangun, masyarakat melakukan perjalanan mudik via Jalan Pantura.
Pada saat itu pula, dia bisa meraup omzet hingga Rp5 juta per hari.
Namun omzet penjualan Kartini menurun pada mudik Lebaran tahun ini.
Wanita berusia 29 tahun ini mengatakan omzetnya hanya mencapai Rp3,7 juta selama empat hari berdagang ketika arus mudik kemarin.
“Kalau semalam pas arus balik itu baru dapat Rp800 ribu. Kalau lagi rame bisa dapat Rp1 juta semalam,” ucap ibu satu anak ini.
Baca Juga: Kemenhub Siapkan Rest Area Fasilitas Komplit di JT Balonggandu Karawang Buat Bikers yang Balik
Lebih lanjut Kartini menjelaskan dia dan keluarga telah mudik pada saat Hari Raya Idul Fitri kemarin.
Mereka pulang kampung ke wilayah Purwakarta, Jawa Barat.
Wanita berkerudung ini rela mempersingkat waktu bersama keluarganya demi memanfaatkan momen mudik Lebaran.
“Soalnya sayang kenapa kalo enggak jualan, kan lagi rame, kalau Covid lagi kita enggak bisa jualan,” ujarnya.
Sehari-hari, Kartini dan suami mencari rizki dengan mengumpulkan limbah seperti besi tua, beling hingga plastik.
Dari sana, mereka bisa mendapatkan Rp2 juta per minggu.
“Itu harga per satu truk engkol. Kadang muatan 10 ton, 8 ton satu mobil itu. Tapi pemasukan kita enggak nentu,” tuturnya.
Kartini berharap momen Lebaran kali ini bisa mendatangkan rizki lebih kepadanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kartini dan Suami Bikin ''Rest Area"