MOTOR Plus-online.com - Tebar ancaman dan bunuh korbannya, ini pengertian klitih yang bikin warga Yogyakarta ketakutan.
Klitih telah menjadi momok menakutkan karena sering meneror korban bahkan sampai melukai dan membunuh.
Beberapa waktu lalu, anak anggota DPRD meninggal dunia dikeroyok klitih saat tengah mencari makan sahur.
Walaupun bukan hal baru, namun klitih sudah menjadi masalah karena membuat resah warga di sekitaran Yogyakarta.
Umumnya para pelaku merupakan anak-anak muda (ABG) yang membawa senjata tajam dan melakukan penyerangan kepada pengguna jalan.
Lalu apa sebenarnya klitih itu?
Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito menuturkan, makna asli istilah klitih adalah kegiatan keluar rumah di malam hari untuk menghilangkan kepenatan.
“Klitih dulu sebetulnya hanya aktivitas orang keluar malam mencari kegiatan untuk mengatasi kepenatan,” terangnya saat dihubungi Kompas.com (5/4/2022).
Baca Juga: Klitih Jogja Makin Rawan, Sri Sultan HB X Terbitkan Surat Edaran Terkait Nasib Pelaku
Senada, sosiolog UGM Sunyoto Usman juga menyatakan bahwa makna klitih adalah mengisi waktu luang. Tak ada konotasi negatif pada makna asli klitih. “Dulu klitih hanya bermakna mengisi waktu luang, seperti tanda kutip tidak ada pekerjaan kemudian nglitih,” terangnya.
Dikutip dari Kompas.com (29/12/2021), asal kata klitih adalah bentuk kata ulang yaitu klithah-klithih yang bermakna jalan bolak-balik agak kebingungan.
Hal itu merujuk pada Kamus Bahasa Jawa SA Mangunsuwito, seperti diberitakan di Harian Kompas (18/12/2016).
Pakar bahasa Jawa sekaligus Guru Besar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Pranowo menjelaskan, klithah-klithih masuk kategori dwilingga salin suara, atau kata ulang berubah bunyi.
Contoh kata serupa dalam bahasa Indonesia, seperti pontang-panting dan mondar-mandir. Serupa, Pranowo mengartikan klithah-klithih sebagai keluyuran yang tak jelas arah.
”Dulu, kata klithah-klithih sama sekali tidak ada unsur negatif, tapi sekarang dipakai untuk menunjuk aksi-aksi kekerasan dan kriminalitas. Katanya pun hanya dipakai sebagian, menjadi klithih atau nglithih yang maknanya cenderung negatif,” kata Pranowo, dikutip dari Kompas.com.
Saat ini, istilah klitih telah mengalami pergeseran kepada hal negatif yakni tindakan kriminalitas dan anarkistis. Pada banyak kasus yang ditemukan di Yogyakarta, klitih justru dilakukan oleh remaja, seperti dikutip Kompas.com (29/12/2021).
“Klitih perlahan mengalami pemburukan makna, ketika diidentikkan dengan tindakan kejahatan, krimanalitas, entah itu dengan berbagai alasan tidak jelas,” kata Arie.
Baca Juga: Jogja Marak Klitih, Erix Soekamti Undang Para Pelaku Untuk Saling Adu Jantan
Ia menuturkan, aksi klitih ini merupakan bentuk disorientasi pada remaja. Misalnya, remaja yang memiliki permasalahan di keluarga, mempunyai beban di sekolah, mendapat stigma buruk di lingkungan dan komunitas, memiliki ruang ekspresi terbatas, dan lainnya.
Sunyoto menambahkan, klitih saat ini juga menjadi simbol geng (kelompok).
Orang yang menjadi anggota kelompok otomatis memperoleh identitas bagian dari kelompok klitih tersebut.
“Jadi, untuk mengikat identitas, kalau gabung klitih kemudian punya jaringan kawan, merasa mendapat perlindungan dari jaringan itu. Saya kira itu maknanya sekarang,” tuturnya.
Ia menuturkan, ada tiga penyebab aksi klitih masih terjadi. Pertama, kegagalan masyarakat dalam memberikan kontrol pada pelaku aksi klitih.
Kedua, pemerintah dianggap kurang intensif dalam melakukan pencegahan.
Sementara ketiga, peran media sosial turut memperluas ruang untuk saling komunikasi antaranggota kelompok klitih.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Klitih di Yogyakarta? Berikut Asal-usulnya"