Dibalik Tagih Nasabah Pakai Kekerasan, Profesi Debt Collector Seperti Menantang Maut

By Albi Arangga, Kamis, 20 Januari 2022 | 22:05 WIB

Ilustrasi debt collector menagih nasabah dengan cara intimidatif.

Gridmotor.id - Dibalik aksinya yang kadang bikin resah, ternyata ada alasan tersendiri mengapa debt collector melakukan hal tersebut.

Tak jarang aksi yang dilakukan debt collector menimbulkan keributan di masyarakat.

Berbagai upaya intimidatif dan berbagai ancaman seringkali dilakukan debt collector.

Bahkan sampai menjurus ke tindak kekerasan.

Upaya tersebut tak lain menimbulkan berbagai pertanyaan di masyarakat.

Apakah betul debt collector harus menggunakan cara-cara tersebut?

Salah satu debt collector yang bernama Flesh (38), menceritakan alasannya.

Menurutnya, berprofesi sebagai debt collector itu sama saja menantang maut.

Baca Juga: Kenapa Debt Collector Sering Pakai Kekerasan saat Tagih Cicilan? Simak Penjelasan Ahli

Flesh menjelaskan target yang harus dicapai.

Flesh harus mendatangi 120 debitor dalam waktu 15 hari.

Bahkan tak jarang ia harus ugal-ugalan untuk mengendarai motornya karena kejar target.

Ia mengaku sudah mahir berkendara dengan kecepatan tinggi di jalanan padat dan macet berkat pengalamannya pada tahun 2010 sebagai debt collector.

Pada saat bertemu debitor yang kendaraannya masih berstatus menunggak, tidak semua bersedia menghentikan laju kendaraannya seperti permintaan.

Akibatnya, kejar-kejaran pun tak terhindarkan.

Pengalaman kejar-kejaran di jalanan ini yang dikatakan Flesh kian membuatnya terampil dan mahir bermotor.

Flesh juga sering menemui debitor yang saat ditagih tidak mau mengaku kalau punya tunggakan.

Baca Juga: Tagih Tunggakan Pakai Kekerasan, Debt Collector Tewas Dibacok Nasabah di Ciputat

Akibatnya ia harus melakukan cara intimidatif seperti mengancam nasabah untuk segera membayar tunggakan.

Ada pula penagih utang yang menantang balik Flesh, sehingga perdebatan tak terhindarkan.

Semua itu dilakukan Flesh agar mendapatakan pemasukan.

Ia juga mengaku bahwa bekerja sebagai debt collector untuk mencukupi kebutuhannya.

Terlebih kerja utama debt collector adalah berdasarkan target pemasukkan, bukan mencari keributan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita “Debt Collector” yang Harus Kejar Target untuk Dapatkan Uang Saku, Kerjanya Menantang Maut"