Dibalik Tagih Nasabah Pakai Kekerasan, Profesi Debt Collector Seperti Menantang Maut

By Albi Arangga, Kamis, 20 Januari 2022 | 22:05 WIB

Ilustrasi debt collector menagih nasabah dengan cara intimidatif.

Flesh harus mendatangi 120 debitor dalam waktu 15 hari.

Bahkan tak jarang ia harus ugal-ugalan untuk mengendarai motornya karena kejar target.

Ia mengaku sudah mahir berkendara dengan kecepatan tinggi di jalanan padat dan macet berkat pengalamannya pada tahun 2010 sebagai debt collector.

Pada saat bertemu debitor yang kendaraannya masih berstatus menunggak, tidak semua bersedia menghentikan laju kendaraannya seperti permintaan.

Akibatnya, kejar-kejaran pun tak terhindarkan.

Pengalaman kejar-kejaran di jalanan ini yang dikatakan Flesh kian membuatnya terampil dan mahir bermotor.

Flesh juga sering menemui debitor yang saat ditagih tidak mau mengaku kalau punya tunggakan.

Baca Juga: Tagih Tunggakan Pakai Kekerasan, Debt Collector Tewas Dibacok Nasabah di Ciputat

Akibatnya ia harus melakukan cara intimidatif seperti mengancam nasabah untuk segera membayar tunggakan.

Ada pula penagih utang yang menantang balik Flesh, sehingga perdebatan tak terhindarkan.

Semua itu dilakukan Flesh agar mendapatakan pemasukan.

Ia juga mengaku bahwa bekerja sebagai debt collector untuk mencukupi kebutuhannya.

Terlebih kerja utama debt collector adalah berdasarkan target pemasukkan, bukan mencari keributan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita “Debt Collector” yang Harus Kejar Target untuk Dapatkan Uang Saku, Kerjanya Menantang Maut"