Gridmotor.id - Tradisi lempar uang sepanjang tahun atau setiap hari dilakukan para pengguna jalan bikin warga senang berdatangan.
Lempar uang oleh pengguna jalan ini bisa dinikmati siapa saja yang mau berebut silakan datang asalkan mau panas-panasan pinggir jalan.
Seperti yang dilakukan oleh Wahyu Baskara setiap mau mudik dari Jakarta berhenti dulu di tempat pelemparan uang ini.
Kisah Wahyu Baskara dibagikan di grup komunitas BEKAKAS (Bergejil Suka Motor Bekas).
Baca Juga: Bukannya Buat Buka Usaha, Dimodali Sejumlah Uang Ternyata 3 Pemuda Ini Malah Disuruh Curi Motor
Baca Juga: Waspada, Sales Motor Menipu 3 Warga Gelapkan Uang Konsumen, Begini Modusnya
"Gegara corona kagak bisa nyerokin duit lagi... Biasanya nyerokin duit disini tiap tahun.. Mayan buat nambahin mudik," cerita Wahyu.
Warga yang berebut uang koin ini menggunakan sapu untuk menyerok uang.
Tradisi radisi sapu koin ini sudah lama berlangsung di Jembatan Sewo yang berbatasan antara Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang di Jalur Pantura Jawa Barat.
Terik panas matahari tidak menyurutkan niat para penyapu koin karena di masa jelang lebaran bisa dapat ratusan ribu rupiah.
Baca Juga: Sok Jagoan, Ditegur Gara-gara Gak Pakai Masker, Seorang Pria Cekcok Sampai Dorong Satpam ATM
Mereka sigap menyapu koin demi koin yang dilemparkan pengendara yang melintasi di jembatan.
"Ini 24 jam, tapi kalau saya karena sudah agak tua hanya siangnya saja," ujar Carta kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di Jembatan Sewo Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Kamis (7/5/2020).
Sesekali terlihat penyapu koin yang mendapat koin lebih membagikan satu atau dua keping Rp 500 kepada rekan sesama penyapu koin lain di sebelahnya.
Carta mengatakan, menyapu koin bagi sebagian dari mereka sudah dijadikan mata pencaharian utama, seperti halnya dirinya yang sudah berpuluh tahun mencari rezeki dengan menyapu koin.
Adapun penghasilan yang biasa Carta dapat sehari-hari jika pada hari biasa bisa mencapai sekitar Rp 50 ribu.
Berbeda jika sudah memasuki momen lebaran, para penyapu koin bisa meraup penghasilan hingga ratusan ribu hanya dalam satu hari saja.
"Kalau lebaran itu paling kecilnya dapet Rp 150 ribu," ujar dia.
Hal ini yang membuat banyak dari warga tetangga ikut menjadi penyapu koin di Jembatan Sewo setiap momen lebaran tiba.
"Biasanya kalau sekarang itu ramai, panjang sampai sana. Tapi sekarang lagi musimnya corona, cuma sedikit, kendaraan juga dikit yang lewat," ujar dia.
CERITA ZAMAN DULU
Tradisi sapu koin ini sudah lama berlangsung di Jembatan Sewo yang berbatasan antara Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang di Jalur Pantura Jawa Barat.
Seorang penyapu koin, Carta (40) mengatakan, asal usul kebiasaan masyarakat menyapu koin di Jembatan Sewo adalah dari kisah mitos sungai yang berada di bawah Jembatan Sewo.
"Mitosnya dahulu ada kakak beradik namanya Saedah dan Saeni, mereka orang miskin sekali, orang susah," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di Jembatan Sewo Kabupaten Indramayu, Kamis (7/5/2020).
Carta mengisahkan, dahulunya mereka bertahan hidup dengan menjadi pengemis di Jembatan Sewo.
Adapula yang menuturkan bahwa Saeni dulunya seorang penari ronggeng Pantura namun berubah menjadi buaya.
Kisah tersebut sudah berlangsung sangat lama, namun masyarakat mempercayai arwah dari kakak beradik itu tetap melegenda di bawah Jembatan Sewo.
Hal ini yang membuat Jembatan Sewo dikenal pula sebagai jembatan mistis, hingga sekarang disebutkan Carta masih ada saja masyarakat yang datang ke Jembatan Sewo untuk mengalap berkah.
Baca Juga: Parah Banget, Jambret Beraksi Sambil Tertawa Usai Bawa Kabur Tas, Korban Nyaris Tersungkur di Aspal
Adapun alasan para pengguna jalan melempar koin tiada lain agar usaha yang tengah mereka digeluti bisa lancar dan selalu untung.
Terlepas dari itu, banyak juga dari para pengendara melempar koin untuk meminta keselamatan selama perjalanan melintasi Jalur Pantura dari gangguan makhluk halus.
"Misal dari Jakarta mau ke Surabaya, mereka pasti lempar koin, mohon diselamatkan dalam perjalanannya, agar tidak ngantuk, dan lain-lain," ujar dia.
Kesan mistis Jembatan Sewo bertambah kental setelah peristiwa kecelakaan maut yang menimpa sebuah bus transmigran asal Boyolali terjadi di Jembatan Sewo pada 11 Maret 1974.
Bus itu membawa para transmigran dari Boyolali menuju Sumatra namun busnya tercebur ke sungai.
"Ada 67 orang tewas di tempat dalam kondisi terbakar. Hanya satu penumpang yang selamat, dan itu seorang bayi laki-laki, terus sekarang katanya di Jakarta," ujar dia.
Semenjak kejadian itu, pengendara yang melemparkan koin di Jembatan Sewo semakin banyak.
Artikel ini telah tayang di Tribuncirebon.com dengan judul Mitos & Kisah Mistis Dibalik Penyapu Uang Koin di Jembatan Sewo Indramayu, Lempar Koin Agar Apa?
Baca Juga: Geger Bagi-bagi Uang Wanita Bermobil Mewah Membuat Warga dan Driver Ojek Online Jatuh Bangun Berebut