Sebelumnya dia sudah mencoba naik bus dengan membayar tiket Rp 500 ribu, namun yang dia dapat tak sesuai ekspektasi.
"Saya mencoba naik angkutan umum, tapi sangat mahal, Rp 500.000 tarifnya. Terus yang datang bukan bus tapi Elf, dan penumpangnya melebihi kapasitas," terang Rio.
"Akhirnya saya minta uangnya. Paginya saya berangkat lagi pinjam kendaraan pribadi. Sampai di Cikarang harus balik, harus ribut dulu sama petugas," ungkap Rio.
"Saya tetap mengotot untuk pulang karena di-PHK tidak ada pendapatan, terus mau ke mana?" sambung Rio.
Baca Juga: Jos Pemudik Mudik Pulang Kampung Lancar Jaya Pemotor Bisa Geber 170 Km/jam
Karena naik mobil saja disuruh putar balik, kalo kepikiran naik motor juga pasti akan diputar balik.
Rio akhirnya jalan kaki dari rumah kontrakannya di Cibubur, Jakarta Timur, 11 Mei 2020 selepas salat subuh.
Tiba di Gringsing, Kabupaten Batang, 14 Mei 2020, keberadaan Rio diketahui kawan-kawannya sesama sopir bus.
Setelah itu, dia tak boleh lagi berjalan kaki oleh kawan-kawannya dan akan diantar sampai Solo.
Baca Juga: Makin Nekat! Larangan Mudik Sudah Jelas, Pemotor Kucing-kucingan Tumpah Ruah di Karawang