GridMotor.id - Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Bandung melarang pemotor berboncengan tanpa kecuali.
Tidak seperti di daerah lainnya, hanya Kota Bandung yang melarang, walau pun suami-istri atau satu alamat.
Hal itu diatur dalam Perwal Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Perwal Nomor 14 tentang Pelaksanaan PSBB.
Di Perwal Nomor 14, tidak diatur larangan berboncengan menggunakan sepeda motor kecuali ojek online.
Larangan itu baru diatur di Pasal 21 ayat 2 Perwal Nomor 16 yang disahkan dan diundangkan pada 21 April, sehari sebelum pemberlakuan PSBB pada 22 April.
Pasal itu menyebut pengendara sepeda motor hanya untuk satu penumpang.
PSBB Bandung Raya yang disahkan Gubernur Jabar lewat Pergub Jabar Nomor 30 Tahun 2020.
PSBB Bandung Raya, mencakup Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, serta Kabupaten Sumedang.
Baca Juga: Driver Ojol Buat Sensasi! PSBB Gak Boleh Angkut Penumpang, Eh Malah Angkut Ginian
PSBB Kota Bandung yang melarang pengendara sepeda motor berboncengan ini, pada hari kedua PSBB (Kamis (23/4/2020), diprotes warga.
Banyak dari pengendara yang membonceng istri untuk mengantar kerja.
Di check Point Cibiru, pengendara motor rata-rata suami-istri, dipulangkan karena berboncengan.
"Di perwal (lama) kan enggak ada aturan pengendara roda dua selain ojol tidak boleh boncengan," kata Dani (40) Warga Cibiru Hilir dikutip dari Tribun Jabar.
Baca Juga: Brimob Bermotor dan Bersenjata Lengkap Bubarkan Kerumunan Remaja Pesta Miras saat PSBB Corona
"Lagian kan kata Wali Kota Bandung sama Kapolrestabes, sebelumnya membolehkan berboncengan asal satu alamat di KTP," sambungnya.
Dada (35), warga Cileunyi yang juga mengantar istrinya kerja, di Bundaran Cibiru dia dihalau untuk pulang lagi.
"Katanya tidak boleh berboncengan, padahal saya sama istri, satu alamat, saya mau antar istri kerja. Masa tidak boleh," kata Dada.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial, mengatakan larangan itu berlaku semata-mata supaya warga disiplin memberlakukan physical distancing.
"Di perwalnya sudah ditetapkan tidak boleh ada boncengan karena kami lebih mengedepankan prinsip SOP kesehatan bahwa SOP kesehatan itu kan intinya social distancing dan physical distancing," kata Oded, Kamis (23/4/2020).
"Kalau masih ada yang boncengan, ya, repot," sambungnya.
"Sekalipun satu alamat, pengendara motor harus satu orang," kata Oded.