"Akhirnya mereka mencoba bertahan sambil menunggu order barang dan makanan," jelasnya.
"Tetapi, masalah lainnya, untuk ambil layanan mengantar makanan itu kan perlu modal, saat situasinya seperti ini (angkut penumpang dilarang) kami modal untuk ordernya dari mana?" lanjutnya.
Oleh karena itu, GARDA Indonesia menolak keras larangan membawa penumpang.
Sebab, 70-80 persen penghasilan ojol bersumber dari layanan angkutan orang.
"Kami ingin pemerintah segera merevisi aturan tersebut. Atau jika memang dipaksakan tidak bisa membawa penumpang, pemerintah harus mempunyai solusi," tutupnya.