GridMotor.id - Kurang puas dengan suara knalpot bawaan Honda BeAT? Solusinya bisa dengan mengganti knalpot.
Tapi buat yang ingin ganti knalpot, namun suara serta bentuknya mirip bawaanya, bisa pilih knalpot 'racing' ala standar.
Pilihan merek yang mudah ditemukan, adalah Kawahara, CLD serta SKR yang semuanya buatan Indonesia.
Knalpot 'racing' ala standar mana yang lebih baik performanya? Simak ulasannya!
Baca Juga : Ganti Per CVT Motor Ini, Tarikan Yamaha NMAX Lebih Responsif
Pengetesan knalpot racing untuk Honda BeAT
Pengetesan
Pengetesan menggunakan dynamometer Mainline Dynolog milik Farm Tuning yang berlokasi di Jl. Pertanian I No.88B, Cilandak, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Motor dites menggunakan bahan bakar Pertamax, RON 92.
Pengambilan data dilakukan 3 kali run pada tiap knalpot, dan diambil hasil terbaik.
Pada knalpot standar, tenaga maksimal tercatat 5,83 dk pada 5.613 rpm dengan torsi 7,4 Nm di 5.659 rpm.
Parameter tambahan lain, soal bobo knalpotnya. Sebagai informasi, knalpot standarnya berbobot 3,5 kg.
Knalpot CLD Honda BeAT
CLD C1
Knalpot CLD yang dites merupakan tipe C1, dengan banderol sekitar Rp 450 ribu.
Materialnya menggunakan stainless, yang dibalut dengan warna hitam pada silincer.
Suara yang dihasilkan keras, tapi masih dalam ambang batas normal.
Bobotnya lebih ringan 1 kg dibanding knalpot standar.
Hasil dyno Honda BeAT dengan knalpot CLD C1
Dari hasil tes, mampu menghasilkan tenaga sebesar 5,72 dk pada 5.533 rpm dan torsi 7,2 Nm pada 5.533 rpm.
Peak power mungkin terlihat lebih kecil daripada standar, tentu akan enak buat stop and go di kemacetan.
Tenaga puncak didapat pada putaran mesin lebih rendah dan berdasarkan kurva dyno, di atas 7.500 rpm knalpot CLD memilik tenaga yang lebih baik dibanding standar.
Pun sama halnya dengan torsi, puncaknya didapat pada putaran rendah.
Knalpot SKR untuk Honda BeAT
SKR
Knalpot racing harian kedua yang dites yaitu SKR, yang berasal dari Ciledug, Tangerang.
Bentuknya mirip standar, dengan material stainless steel pada bagian leher dan besi untuk silencer-nya.
Yang menarik, lehernya menggunakan finishing biru seperti dibakar, mirip leher knalpot motor balap.
Bobotnya 2 kg, lebih ringan 1,5 kg dibanding standar.
Untuk harganya cukup ramah di kantong, hanya Rp 350 ribu saja.
Hasil dyno Honda BeAT dengan knalpot SKR
Saat diajak berlari statis di atas dyno, suara yang dihasilkan lebih nyaring dibanding standar, namun masih dalam batas aman.
SKR menghasilkan tenaga 5,64 dk pada 5.960 rpm dan torsi 7,0 Nm di 5.509 rpm.
Tenaga dan torsinya lebih kecil 0,19 dk serta 0,4 Nm dibanding standar.
Lagi-lagi tenaga puncak didapat pada putaran mesin lebih rendah, tentunya juga enak buat stop and go.
Meski begitu di atas 7 ribu rpm, knalpot SKR memiliki tenaga dan torsi yang lebih baik, alias lebih nendang pada putaran tinggi.
Knalpot Kawahara K2R untuk Honda BeAT
Kawahara K2R
Yang terakhir ada Kawahara K2R, dari merek yang terkenal dengan part racing serta apparel di dunia balap.
Menggunakan material bahan stainless steel dengan bobot 2 kg, lebih ringan 1,5 kg dari standar.
Suara yang dihasilkan paling nyaring dibanding ketiganya, meskipun relatif lebih pelan dibanding knalpot racing murni.
Produk ini dibanderol Rp 350 ribu oleh Kawahara.
Hasil dyno knalpot Kawaha K2R untuk Honda BeAT
Di atas dyno, hasil tesnya cukup istimewa dengan menyeburkan tenaga 5,99 dk pada 5.547 rpm dengan torsi 7,4 Nm di 5.594 rpm.
Naik sekitar 0,16 dk dan 0,2 Nm dari standar pabrik.
Kurva torsi pada putaran rendah mirip dengan knalpot bawaan pabrik, sehingga tetap enak untuk berkendara stop & go.
Sedangkan pada putaran atas, tenaganya lebih nendang dibanding knalpot standar.
“Mungkin kondisi ini karena knalpot standar racing itu sudah semi free flow, jadi power putaran bawah sedikit berkurang,” analisa Saiful, kepala mekanik Farm Tuning.
Jadi, tinggal disesuaikan saja dengan selera, dan tentunya kantong sobat-soba GridMotor.id.
CLD : 0812-9140-6393
Kawahara : 0813-8968-9992
SKR : 0815 1394 3798