Gridmotor.id - Presiden Jokowi memberi ungkapan andai kata harga BBM jenis Pertalite tembus ke harga Rp 17.100 per liter.
Pertalite masih menjadi salah satu BBM bersubsidi.
Meski demikian, pembelian Pertalite dibatasi melalui aplikasi MyPertamina.
Secara otomatis tidak semua orang bisa membeli Pertalite sembarangan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi penjelasan mengenai harga Pertalite jika tidak disubsidi pemerintah.
Andai subsidi dicabut, harga asli Pertalite akan menjadi Rp 17.100 per liter.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), (5/8/22).
Mulanya, Jokowi mengingatkan saai ini semua negara tengah berada dalam kondisi sulit.
Baca Juga: Harga Pertalite dan LIstrik Naik Bertahap, Siap-Siap Dompet Bikers Tekor
Karena pertumbuhan ekonomi bukan hanya turun tapi anjlok.
"Pertumbuhan ekonominya turun tapi inflasi naik, harga-harga barang semua naik," sebutnya dilansir dari YouTube Kompas TV.
"Dunia saat ini sudah berada pada possisi yang mengerikan," kata Jokowi.
Dia mengungkapkan, Amerika Serikat yang biasanya hanya mengalami inflasi 1 persen, kini inflasinya berada di posisi 9,1 persen.
Dampak inflasi tersebut, kata Jokowi, membuat harga BBM di Amerika Serikat naik dua kali lipat.
Kondis ini dikatakannya juga berlaku di negara-negara Eropa.
"Coba di negara kita bayangkan, kalau Pertalite Rp 7.650 kemudian naik menjadi harga yang bener Rp 17.100, demonya berapa bulan?" ujarnya.
"Naik 10 persen saja demonya dulu 3 bulan. Kalau naik sampai 100 persen lebih, demonya akan berapa bulan?"
Sebab itu, Jokowi menuturkan harga BBM inilah yang sedang dikendalikan pemerintah, yakni dengan cara memberikan subsidi.
Baca Juga: Bikers yang Motornya 250 cc ke Atas Harus Siap-siap Tambah Uang Jajan
Alasannya pemerintah tak ingin kenaikan harga bensin ikut mengerek harga barang konsumsi lainnya.
"Karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama-sama," terangnya.
"Oleh sebab itu pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi tidak kecil, Rp 502 triliun yang tidak ada negara berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia," teg
Source | : | Kompas.tv |
Penulis | : | Albi Arangga |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR