Apalagi, lanjutnya, kemampuan maksimal dari aki hanya bisa memproduksi 0,7 persen energi yang diperlukan motor.
Sementara itu, jika produksi H2O ditingkatkan, maka aki akan tekor.
Sehingga motor akan mogok karena tidak ada pasokan listrik ke busi.
Disebutkan pula olehnya, H2O hanya dapat berfungsi sebagai suplemen namun andil terhadap efisiensi kemungkinan akan rendah.
"Apalagi adanya produk reaksi berupa H2O dan adanya uap air yang terikut, diam, dapat memunculkan bahaya korosi pada komponen ruang bakar," katanya.
Kemudian terbentuknya emulsi minyak lumas yang akan meningkatkan laju keausan komponen transmisi daya.
Dr. Yuswidjajanto pun mengungkapkan perlu dilakukan penelitian lengkap jangka panjang minimal tiga kali periode ganti minyak lumas, sebelum menggunakan Nikuba.
Baca Juga: Harga Pertamax Naik Jadi Keuntungan Untuk Mesin Motor, Kok Bisa?
Penulis | : | Albi Arangga |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR