Viki hendak menuju Banyuwangi, Jawa Timur.
Dari Padangbai, dengan mengendarai motor bersama temannya, dia langsung tancap gas ke Pelabuhan Gilimanuk dan tiba pada Sabtu, sekitar pukul 07.00 Wita.
Namun, hingga pukul 10.00 Wita, belum ada tanda-tanda kendaraan roda dua diperbolehkan masuk ke area dermaga.
Viki kelelahan menghadapi antrean dan kepadatan masuk ke area dermaga.
"Enggak (puasa), antre gini. Coba kalau enggak antre, pasti puasa. Saya sudah hampir 15 jam perjalanan belum juga sampai ke Banyuwangi," kata dia.
Kepadatan di Pelabuhan Gilimanuk juga dirasakan seorang pemudik berinisial AB.
AB (40) mengaku sempat terpisah dengan suaminya saat membeli tiket penyebrangan di loket yang berada dekat pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk.
Baca Juga: Mudik saat Pandemi, Ahli Sarankan Barang yang Wajib Dibawa Bikers
AB mengatakan, dia dan satu anaknya dibonceng suaminya dengan motor dari Kota Denpasar, Jumat malam.
Ia tiba di pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk sekitar pukul 05.00 Wita.
Sekitar pukul 08.30 Wita, dia lalu membeli tiket penyeberangan untuk tiga orang.
Sementara itu, suaminya dan anaknya antre di loket pengecekan tiket penyeberangan.
Ia berhasil membeli tiket sekitar pukul 09.00 Wita, tetapi tak menemukan suaminya di area pintu masuk atau di loket pengecekan tiket penyeberangan.
"Tadi pagi sampe subuh di sini, saya mau beli tiket suami suruh tunggu di depan (area pengecekan tiket penyeberangan)," katanya dalam keadaan panik.
Ia tampak bingung dan kelelahan akibat padatnya antrean di pintu masuk pelabuhan dan loket pengecekan tiket penyebrangan dan belum bisa menemukan suaminya.
Ia pasrah dan berharap bertemu suaminya di area pengecekan loket masuk area Pelabuhan Gilimanuk.
"Karcisnya (tiket penyeberangan) sama saya dan enggak bawa ponsel, ini saja salahnya," katanya.
Sementara itu, pihak Pelabuhan Gilimanuk dan Polres Jembrana belum memberi keterangan terkait kepadatan dan kemacetan lalu lintas ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Antrean Kendaraan Menuju Pelabuhan Gilimanuk Mengular hingga 2 Km"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Albi Arangga |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR