Longsor tersebut bahkan disertai banjir pada dataran yang lebih rendah.
Hampir semua titik longsor berada pada sembilan pedukuhan di Kalirejo.
Tanah longsor terparah berada di kawasan tambang batu andesit Plampang II.
Lana mengungkapkan, tanah dan batu sampai menutup jalan di bawah konsesi tambang itu.
Jalan tersebut merupakan akses ekonomi warga antara Pripih dan Kalirejo.
Pemerintah desa dibantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo berupaya membuka akses ini.
Mereka sempat mengerahkan ekskavator dan upaya itu menunjukkan titik terang di hari ke-9 menyingkirkan material tanah.
“Sabtu (9/4/2022) baru terbuka. Libur hari Minggu karena kelelahan,” kata Lana.
Baca Juga: Video Angin Puting Beliung Hancurkan Pemukiman Warga, Pemotor Kocar-kacir
Lana mengungkapkan, lima dari tujuh tiang listrik mulai didirikan.
Ia berharap dua tiang berdiri Senin dan segera dilanjutkan pemasangan kabel listrik agar warga kembali bisa mendapat pasokan listrik.
Langkah berikutnya perbaikan infrastruktur dan fasilitas umum yang turut rusak karena bencana.
Mulai dari banket, gorong-gorong, jembatan kecil, hingga sarana PDAM.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setelah 10 Hari, Jalan Terdampak Longsor di Bukit Menoreh Kembali Bisa Dilalui"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Albi Arangga |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR