"Sekarang tambah sulit karena beli Pertalite sudah tidak bolh pakai tong, sedangkan orang-orang enggak mau beli Pertamax," ungkapnya, dikutip dari Kompas.com, Minggu (10/4/2022).
Tak sampai di situ, Juwariyah sangat kesulitan mencari SPBU yang menyediakan Pertalite.
Bahkan, ia sampai rela buat mencari ke tiga SPBU yang ada di kecamatan lain hanya untuk mendapatkan Pertalite.
Akibatnya, Juwariyah mau tidak mau harus menaikkan harga jual Pertalite-nya jadi Rp 12.000 per liter dan Rp 17.000 per 1,5 liter.
"Sebenarnya bukan mau menaikkan harga, tapi buat bayar ongkos yang cari Pertalite," imbuhnya.
Berbeda dengan Juwariyah, pedagang BBM eceran lainnya bernama Fikri justru tidak menaikkan harga Pertalite yang dijualnya.
Padahal, ia harus bolak-balik membeli Pertalite menggunakan motornya sebanyak 5 kali dalam satu hari.
Baca Juga: Antrean BBM Pertalite Mengular di SPBU Jalan Fatmawati, Petugas Tutup Mulut
"Kalau punya motor besar enak isinya banyak, lah saya motornya kecil mau naikan harga ya enggak bisa takut enggak ada yang beli," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Beli Pertalite Dilarang Pakai Jeriken, Penjual Bensin Eceran di Lumajang Kebingungan
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Albi Arangga |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR