Meninggalnya Dean Berta Vinales membuat Fabrizio pun kepikiran, hingga akhirnya memutuskan untuk pensiun dari dunia balap di usianya yang sudah 37 tahun ini.
"Aku berbaring di kasur menatap langit-langit kamar selama 5 jam, berpikir soal indahnya momen yang diberikan olahraga ini kepadaku. Tapi kembali setelah 6 tahun, aku merasakan perubahan besar di dunia ini," ungkap Fabrizio.
Fabrizio menilai persaingan pembalap saat ini sangat ketat, dengan banyaknya orang yang ikut balapan dalam satu kelas.
"Terlalu banyak pembalap minim pengalaman atau bahkan tanpa pengalaman, tidak ada di kejuaraan dunia tapi di kejurnas di manapun, semuanya dilakukan untuk mendapat kursi terakhir, demi uang," ungkap pembalap asal Italia ini.
Fabrizio juga menuduh Marc Marquez yang jadi biang meninggalnya Dean Berta Vinales.
"Beberapa tahun lalu ketika Marc Marquez ke MotoGP, Valentino Rossi dikritik karena kebanyakan komplain soal manuver salah Marquez. Kau seharusnya setuju dengannya. Marc telah menjadi patokan," ucap pembalap yang juga pernah bertahun-tahun di WorldSBK ini.
"Anak-anak muda ini meniru caranya mengeksploitasi, melaju jauh menuju batasnya, menikung di samping musuhnya dengan mengambil risiko di setiap incinya," tegasnya.
Fabrizio menilai harus ada perubahan pada kelas-kelas junior seperti di WorldSSP300 ataupun Moto3, bahkan di Talent Cup.
Masih banyak pembalap muda yang masih sembrono dalam balapan.
Baca Juga: Bos Aprilia Pede Bisa Juara Dunia di MotoGP 2023 bersama Maverick Vinales
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Albi Arangga |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR