Akan tetapi, jika syarat-syarat fisik seperti yang dijelaskan di atas terpenuhi, maka fenomena semacam ini bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
"Kondisi semacam itu membuat bunyi petir itu tidak tersebar ke atas dan tidak ke segala arah. Tetapi terjebak di antara dua lapisan tadi dan menjalar di permukaan bumi," kata Daryono.
"Jadi bisa terdengar lebih kuat meskipun di tempat yang jauh, suara petir itu mengikuti sebuah saluran yang disebut sebagai tropospheric ducting," lanjut dia.
Oleh karena itu, Daryono meminta masyarakat untuk tidak perlu panik dan khawatir secara berlebihan menyikapi fenomena ini.
Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak perlu takut akan adanya bencana, fenomena ghaib atau supranatural yang terjadi akibat suara dentuman tersebut.
"Enggak usah takut akan ada bencana, akan ada fenomena ghaib atau supranatural, enggak ada itu. Hanya fenomena alam sederhana yang bisa dijelaskan dan bisa dipahami.
Sehingga informasi semacam ini harus diinformasikan kepada msyarakat agar tidak menjadi bola liar yang berujung munculnya hoaks yang sebetulnya tidak perlu," kata Daryono.
Daryono menambahkan, ada sejumlah hal yang bisa menyebabkan dentuman.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR