"Motor itu saya bawa ke bengkel. Gak ada firasat yang enggak-enggak mikirnya paling bentar juga pulang," kata Sendi.
Meski Andika belum pulang, keluarga tak ada yang menghubungi pria yang masih duduk di bangku SMK itu.
"Enggak sempet hubungin, ya kalau main ke sana biasanya suka nginap dia cuma kadang-kadang suka enggak ngomong juga (mau menginap)," terangnya.
Sampai akhirnya kabar duka itu datang pada jam 14:00 WIB dari polisi.
Anggota kepolisian datang ke rumah dan membawa kabar Andika yang tewas bersimbah darah karena dibegal dinihari.
Kabar duka ini lantas membuat syok Sendi dan keluarga.
Sejak awal, tak ada firasat dalam benaknya nasib nahas akan menimpa sang putra.
"Pas siang jam 2 kira-kira baru dapat kabar dari polisi yang datang langsung ke rumah, kasi kabar anak saya meninggal cuma kronologisnya kita belum dikasi tahu," terang Sendi.
Source | : | Tribun Jakarta |
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR