Sehingga jika penerapannya tidak sesuai, konsumen tidak akan datang.
"Namun ternyata perlakuan itu terjadi diskriminatif antara masyarakat dan pelaku usaha," ujar Maulana.
"Begitu terjadi angka kenaikan, yang divonis itu pelaku usaha untuk membatasi kegiatannya lagi," tambahnya.
Ia memberi contoh adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid dua yang memberi dampak signifikan pada hotel dan restoran.
Baca Juga: Lagi Turing ke Pangandaran, Nikita Mirzani Jatuh dari Motor BMW, Kondisi Kakinya Sampai Begini
Padahal, kata Maulana, restoran dan hotel punya protokol kesehatan yang benar-benar dikontrol dan diawasi.
"Jadi jangan kita berdebat hanya di satu kacamata saja," tambah Maulana.
"Karena enggak mungkin pelaku usaha, masyarakat, semua ingin sehat kok," sambungnya.
"Tapi begitu dihadapkan mereka enggak makan, gimana mereka mau sehat kalau enggak bisa makan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanggapan Asosiasi Soal Wacana Libur Panjang Ditiadakan"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR