"Kalau normal, kita buka palang pintu dari pagi sampai malem bisa mencapai Rp 1,5 sampai Rp 2 juta. Nanti dibagi 10 orang," terangnya kepada TribunJakarta.com pada Senin (16/11/2020).
Namun, pandemi turut berdampak kepada penghasilan mereka.
Pasalnya, jumlah pelintas berkurang. Terutama para pelajar yang sementara waktu belajar di rumah. Padahal, di sekitar pintu perlintasan terdapat banyak sekolah.
"Di sini tidak seperti biasanya. Waktu masa normal dulu perlintasan ini tidak pernah sepi. Kalau sekarang menurunnya hampir 50 persen lebih," pungkasnya.
Baca Juga: Bikers Nekat Nerobos Palang Pintu Perlintasan Kereta Api Ternyata Dendanya Bikin Kantong Bolong
Petugas pernah lalai
Penjaga pintu perlintasan kereta, Rustam (38) mengatakan rekannya pernah lalai menjaga pos perlintasan.
Akibatnya, seorang pengendara motor tewas seketika tersambar kereta rel listrik.
Pria yang sudah 10 tahun menjaga palang pintu itu menceritakan, kecelakaan maut itu menyebabkan pengendara motor terpental jauh sekira 10 meter.
"Pengendara motor itu tewas tersambar kereta. Motor dan pengendaranya terpental sejauh 10 meter, sekitar 8 bulan yang lalu lah kejadiannya. Waktu itu sempat ramai, banyak polisi di sini,"ceritanya kepada TribunJakarta.com pada Senin (16/11/2020).
Baca Juga: Suzuki GSX-R150 Remuk Dihajar Kereta Api, Pemotor Akui Mesin Motornya Mendadak Mati di Tengah Rel
Source | : | Tribun Jakarta |
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR