Gridmotor.id - Seorang driver ojek online membeberkan kesaksiannya saat kelompok John Kei menyerang Green Lake City.
Kelompok John Kei menyerang Green Lake City, Kota Tangerang untuk mencari Nus Kei, paman John Kei.
Mereka masuk hingga rumah Nus Kei di kluster Australia.
Saat kejadian, seorang driver ojol bernama Eko sedang duduk di pinggir pos keamanan di depan kluster Australia.
Baca Juga: Waduh Nasib Driver Ojol Terombang-ambing, Gojek PHK 450 Karyawan dan Hentikan Sejumlah Layanan
Eko biasa mangkal di sana menunggu orderan.
Pada Minggu (21/5/2020) sekitar pukul 12.30 WIB, mendadak suasana berubah.
Sekuriti langsung menutup gerbang dan tidak membiarkan masuk para pengendara.
Selain itu, sekuriti juga memerintahkan semua yang dekat pintu gerbang menjauh.
Tiba-tiba, gerbang ditabrak mobil yang mengangkut kelompok John Kei.
"Kebuka kepental pintunya, ditabrak mobil (pelaku)," ujar Eko dikutip dari Kompas.com.
Eko melihat kejadian tersebut dan menyaksikan salah seorang rekan sesama driver ojol terkena peluru.
Korban juga kerap mangkal di area kluster Australia.
"Kena, nggak tau pelurunya dari mana, jempolnya yang luka," tutur Eko.
Selain driver ojol, seorang satpam juga merintih kesakitan karena kaki kirinya tertabrak mobil dari rombongan kelompok John Kei.
Peristiwa tersebut menyisakan ketakutan warga, terutama para driver ojol.
Eko mengatakan, banyak rekan sesama ojol yang menanyakan apakah kondisi sudah aman di sekitar kluster Australia.
"Banyak yang nanyain yang mau nganter ke sini, minta dijagain kita," kata Eko.
"Orang luar banyak yang takut ke sini," sambungnya.
Eko juga merasakan ketakutan warga.
Hal itu terlihat dari orderan yang menurun.
Dia menilai, warga masih belum berani keluar ataupun masuk secara normal di sekitar kluster Australia.
"Sepi, masih pada takut masuk sini, yang di dalam juga takut keluar," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Saksi Ojol Saat Kelompok John Kei Serang Green Lake City"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR