Baca Juga: Biadab! Pasangan di Luar Nikah Nekat Bunuh dan Masukkan Bayinya di Bagasi Motor
Sadarul pun mulai curiga terhadap wanita tersebut.
"Bukan saya saja yang resah, tapi penghuni kos lainnya. Amelia memaksa mau masuk, tapi tidak diperbolehkan" imbuh Sadarul.
"Dia sempat memanjat pagar dan melempari kaca jendela kamar kos. Tapi, kami semua diamkan saja sampai dia tertidur di depan pintu pagar," ujarnya.
Keesokannya, Amelia masih tetap menunggu di depan rumah kos Sadarul.
Sampai akhirnya Sadarul menghubungi rekannya, Rizal untuk meminta pertolongan.
"Tapi, Rizal tida mau datang, sampai akhirnya Amelia minta diantarkan ke Departemen Agama Jl Rapoccini," bilang Sadarul.
"Agar masalah selesai akhirnya saya antarkan. Ternyata sampai sana Amelia malah minta dinikahi" bingung Sadarul.
"Saya pun menolak dan warga banyak berdatangan saat saya terlibat cekcok. Saya pun meminta warga agar mengamankan Amelia sambil menunggu polisi datang." jelas Sadarul.
Aparat kepolisian pun datang menjemput Sadarul dan Amelia.
Keduanya lalu dibawa ke Markas Polsekta Rappocini untuk dimintai keterangannya.
"Saat di Polsekta Rappocini, keponakan Amelia datang menjemput. Keponakannya Amelia mengaku, tantenya ternyata mengalami kelainan jiwa. Masalah pun selesai dan saya cabut laporan," ungkapnya.
Tanpa disangka, keesokan harinya Amelia datang bersama anggota Polsekta Panakukang.
Disitu, Sadarul dituduh telah melakukan pemerkoaan.
Namun, setelah diselidiki oleh aparat kepolisian, laporan Amelia adalah palsu.
"Saya sempat kaget, termasuk juga dengan penghuni rumah kos lainnya. Teman-teman kos bilang, kita dapat masalah besar ini dituduh melakukan pemerkosaan" bilang Sadarul.
"Tapi saat di Polsekta Panakukang, ada seorang Polwan yang mengenali Amelia. Polwan itu pernah menangani kasus Amelia dengan laporan yang sama. Polwan itu juga menegaskan bahwa Amelia mengidap gangguan kejiwaan," tegasnya.
KOMENTAR