Oke kita andalkan impor, enggak usah kita memproduksi sendiri.
Kalau ternyata negara tersebut terjadi lockdown enggak bisa mengirimkan BBM-nya?," tutur Nicke.
Lebih lanjut, Nicke mengakui, harga minyak produksi dalam negeri sempat jauh lebih mahal ketimbang impor.
Namun, sebut dia, perlu ada perhitungan panjang untuk memutuskan meningkatkan impor demi menciptakan harga BBM yang lebih murah.
Baca Juga: Kabar Gembira Bensin di atas Premium Cuma Dijual Rp 7.150 Lebih Murah Rp 500 Dibanding Pertalite
"Waktu itu ketika harga minyak naik tiga bulan kita menunggu untuk menaikkan harga, tidak serta-merta," ujarnya.
Oleh karena itu, Nicke menekankan, masyarakat tidak dapat membandingkan secara langsung pergerakan harga BBM nasional dengan tetangga.
"Kecuali kalau kita memang ini trader ya trading company. Trading company mudah sih beli jual beli jual. Tapi, apa kabarnya dengan ketahanan dan kemandirian energi," ucap lebih jauh.
Dijelaskan juga beberapa waktu lalu, kalau impor BBM dan mematikan sektor hulu seperti kilang dan lainnya akan menciptakaan jutaan pengengguran baru.
Karena mereka yang bekerja di sektor hulu akan terkena PHK.
Penulis | : | Aong |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR